Kemenhub Imbau Garuda Alihkan Penerbangan dari Wilayah Iran dan Irak

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Polana B. Pramesti
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengimbau kepada maskapai penerbangan, untuk meningkatkan kewaspadaan dalam rute penerbangan yang menempuh wilayah udara di kawasan Timur Tengah, khususnya yang berdekatan dengan kawasan konflik sekitar Iran dan Irak

INACA Tak Setuju Iuran Pariwisata Masuk Dalam Komponen Tiket Pesawat, Ini Alasannya

"Karena kemarin ada konflik di sekitar wilayah Timur Tengah atau Iran, maka kami mengimbau kepada para maskapai untuk meningkatkan kewaspadaan," kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Polana B. Pramesti, di kantornya, kawasan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis 9 Januari 2020.

Polana bahkan memastikan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak AirNav, guna menginstruksikan masalah kewaspadaan dalam aspek penerbangan di kawasan tersebut.

Selesaikan Persoalan Papua, Jusuf Kalla Beri Saran Begini ke Prabowo-Gibran

"Kalau dimungkinkan barangkali kami juga akan berkoordinasi dan memberikan instruksi kepada AirNav dan pihak lain yang terkait, supaya me-reroute (mengalihkan) jalur terbangnya supaya tidak melintasi wilayah tersebut," ujarnya.

Polana memastikan, hingga saat ini diketahui hanya maskapai Garuda Indonesia yang memiliki beberapa rute penerbangan yang melintasi wilayah tersebut, sehingga hal itu pun juga telah dikomunikasikan oleh pihaknya kepada pihak Garuda.

Drama Korea Crash Akan Tayang Perdana di Disney+ Hotstar pada 13 Mei 2024

"Karena hanya Garuda yang terbang ke Eropa yang melewati wilayah tersebut. Bahkan kemarin Garuda yang ke Amsterdam juga sudah di-reroute," kata Polana.

Mengenai penerbangan para jemaah umrah yang menuju ke Arab Saudi, Polana memastikan jika untuk rute tersebut tetap aman. Sebab, rute penerbangan ke Tanah Suci itu tidak melewati wilayah konflik di sekitar Iran dan Irak.

"Kalau di peta itu kan dari  Indonesia ke Saudi penerbangannya tinggal lurus saja, jadi tidak perlu ke wilayah konflik. Kalau ke Eropa memang harus melewati wilayah konflik tersebut. Tapi kalau umrah (ke Arab Saudi) itu tidak," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya