BI Catat Utang Luar Negeri RI November 2019 Capai US$401,4 Miliar

Ilustrasi dolar AS
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Bank Indonesia mencatat, posisi Utang Luar Negeri atau ULN Indonesia November 2019 tumbuh melambat. ULN tersebut tumbuh 8,3 persen year on year (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 12 persen yoy.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN Pemerintah maupun ULN swasta. Posisi ULN Indonesia pada akhir November 2019 tercatat US$401,4 miliar, terdiri dari ULN publik, yakni pemerintah dan bank sentral sebesar US$201,4 miliar dan ULN swasta termasuk BUMN sebesar US$200,1 miliar.

Untuk posisi ULN Pemerintah pada akhir November 2019 tercatat sebesar US$198,6 miliar atau tumbuh 10,1 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 13,6 persen (yoy). Posisi ULN Pemerintah lebih rendah terutama karena pelunasan pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo pada periode laporan.

Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp 72 Triliun hingga 15 Maret 2024

"Pengelolaan ULN Pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," tulis BI dalam laporannya, Rabu, 15 Januari 2020.

Sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat itu dirincikan, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 19,0 persen dari total ULN Pemerintah, sektor konstruksi 16,5 persen, sektor jasa pendidikan 16,1 persen, sektor administrasi Pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 15,4 persen, serta sektor jasa keuangan dan asuransi 13,4 persen.

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Naik Rp 108,4 Triliun di Januari 2024

Adapun ULN swasta, tercatat tumbuh 6,9 persen yoy pada akhir November 2019, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,7 persen yoy. Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh cukup tingginya pelunasan surat berharga domestik yang jatuh tempo.

"Meskipun pada periode yang sama terdapat penerbitan surat utang perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) dan penarikan pinjaman oleh perbankan," kata BI.

Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,9 persen.

Sementara itu, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada November 2019 tercatat sebesar 35,9 persen. Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 88,5 persen dari total ULN.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya