Diproyeksi Kinclong, Saham Emiten Properti Bisa Bikin Untung Investor

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Tren suku bunga yang diproyeksi bakal kembali melandai, mendorong sektor properti akan tetap cerah pada tahun ini. Kinerja emiten-emiten properti pun dinilai layak menjadi pilihan investor. 

Ekspansi Bisnis, Bos MD Pictures Jual Saham FILM Raup Rp 1,25 Triliun

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai, faktor pendorong bagi saham properti salah satunya kebijakan moneter dari Bank Indonesia. Penurunan suku bunga acuan juga diharapkan kembali berlanjut tahun ini.

“Sehingga dengan adanya kelonggaran moneter, ini bisa jadi jadi katalis positif. Pendorong lain, developer juga cenderung mengandalkan recuring income, ini akan tetap jadi andalan,” ucap Nafan Aji dikutip dari keterangannya, Selasa 4 Februari 2020.  

Kembangkan Kawasan Hijau, Lippo Cikarang Sudah Tanam 95.427 Pohon

Menurut Nafan, saat ini dari sisi aset, hampir semua pengembang mengalami peningkatan saat ini. Sebagai contoh, hal itu pun terjadi pada PT Lippo Karawaci TBk (LPKR). 

LPKR dinilai mampu meningkatkan aset karena menerapkan sejumlah inovasi di berbagai produk properti. Sekaligus juga tetap berkomitmen melanjutkan setiap proyek yang dilakukan, termasuk Meikarta.  

Cinema XXI Tebar Dividen 2023 Rp 666 Miliar

“Saya pikir emiten properti mampu meningkatkan aset, karena kan mereka juga gencar melakukan inovasi. LPKR melanjutkan Meikarta, demi meningkatkan loyalitas konsumen,” ujar Nafan. 

Sehingga dalam jangka panjang, LPKR juga memiliki potensi bisnis yang cerah. Dari sisi teknikal fundamental juga kuat. Meski dari sisi trading jangka pendek, menurut Nafan, kurang likuid. Namun, jika ingin mengoleksi untuk jangka panjang, untuk investasi, saham LPKR tetap layak.

“Untuk investasi panjang tidak masalah. Apalagi jika kebijakan pemerintah pro pasar properti, tentu positif untuk emiten properti. Sehingga meski ada ketidakpastian global dengan penerapan kebijakan pro pasar, prospek sektor properti akan tetap positif,” ujar Nafan. 

Sementara itu, Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menambahkan, LPKR memiliki fundamental dan aset perusahaan sangat kuat, dibanding dengan saham-saham properti lain. Kinerja bisnis juga solid dengan harga saham saat ini berada di Sales ratio 0.61 x dan memiliki free float 52.95 persen sehingga cukup murah dan likuid.  

Menurut data BEI, Lippo Karawaci merupakan salah satu perusahaan properti terbesar yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total aset US$4 miliar per September 2019, dengan kapitalisasi pasar US$1,2 miliar per 31 Oktober 2019. 

Selain mengembangkan enam proyek properti yang sedang berjalan. Perseroan juga mengelola 51 mal dengan gross floor area 3,4 juta meter persegi, serta jaringan 36 rumah sakit yang difasilitasi 3.666 unit tempat tidur.

Lippo Karawaci memiliki cadangan lahan (landbank) yang terdiversifikasi dengan izin pengembangan lebih dari 8.000 hektare. Lahan seluas 1.461 hektare yang tersebar di Indonesia menyediakan keperluan pengembangan di kemudian hari untuk jangka waktu lebih dari 15 tahun.

Lanjar menilai, dalam jangka panjang ekonomi Indonesia juga akan terus tumbuh dan sejumlah sektor akan terdorong, salah satunya properti. Belum lagi proyek infrastruktur tetap berlanjut. Ini memberi sentimen positif. Emiten properti seperti LPKR bisa meraup untung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya