Shortfall Pajak, Defisit APBN 2020 Diperkirakan 2,8 Persen

Tumpukan uang kertas rupiah. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 akan menyentuh angka 2,8 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka itu naik dibanding realisasi hingga akhir 2019 yang menyentuh angka 2,2 persen PDB.

Perkiraan tersebut hampir mendekati ambang batas defisit APBN yang telah diatur dalam Undang Undang Keuangan Negara. Pada Pasal 17 Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, defisit APBN tidak boleh melampaui tiga persen dari PDB.

Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad menjelaskan, perkiraan pelebaran defisit tersebut disebabkan tidak adanya terobosan signifikan yang dilakukan pemerintah dalam menyusun dan menetapkan APBN 2020 pada Oktober 2019. Di tengah kondisi ekonomi saat ini, maka pelebaran itu tidak mungkin terelakkan.

"Pada saat itu pemerintah masih optimistis, situasi global masih optimis, penerimaan pajak masih sedikit goyang, tapi optimis. Ini menurut saya ada kesalahan awal proyeksi. Asumsi penerimaan pajak waktu itu (naik) 13 persen padahal realisasi tahun ke tahun 8-9 persen," katanya di Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020.

Dia mengatakan, berkaca pada 2019, dengan kondisi ekonomi global yang tidak menentu, penerimaan pajak mengalami shortfall atau kekurangan hingga Rp245,5 triliun, sehingga defisit APBN 2019 secara nominal mencapai Rp353 triliun.

Sementara itu, dengan ketidakpastian ekonomi global yang diperkirakan masih terus berlanjut, pada 2020 shortfall diperkirakan mencapai Rp196,8 triliun. Defisit akan mencapai kisaran Rp486 triliun karena juga tidak adanya penyesuaian mekanisme belanja negara yang efektif.

"Dengan belanja relatif tetap tanpa ada perlakuan apa pun otomatis kita harus tambah utang, otomatis defisit meningkat menjadi 2,8 persen. Kalau pemerintah tunda ekspansi relaksasi pajak, mungkin akan sedikit selamat," tuturnya.

IHSG Dibuka Menguat, Cek Saham-saham Pilihan Hari Ini
Monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

IHSG Menguat Ditopang Capaian Penerimaan Pajak, tapi Dihantui Pelemahan Rupiah

Indeks harga saham gabungan atau IHSG melemah 18 poin atau 0,25 persen di level 7.291 pada pembukaan perdagangan Kamis, 28 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024