PBNU Tolak Tegas Pemulangan 600 WNI Eks ISIS dari Suriah

Menlu Retno di PBNU
Sumber :
  • VIVAnews/Dinia Adrianjara

VIVA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendatangi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait pemulangan warga negara Indonesia WNI) yang bergabung dengan ISIS di Timur Tengah.

Pasien Imunodefisiensi Primer Minta Pemerintah Masukkan Terapi IDP ke dalam Formularium Nasional

Dalam kesempatan tersebut, Ketua PBNU Said Aqil Siraj menegaskan sikap tegas menolak pemulangan lebih dari 600 WNI eks kombatan ISIS tersebut. Menurutnya jika pemulangan mereka mengganggu ketenangan masyarakat Indonesia, maka opsi tersebut tak perlu dibicarakan.

"Kenapa kita bicara pemulangan 600 orang kalau itu mengganggu ketenangan 260 juta masyarakat Indonesia. Saya berikan masukan, PBNU menolak pemulangan kombatan ISIS. Mereka ke sana (Suriah) atas kemauan sendiri, mereka membakar paspor kita dan mengatakan ini paspor negara thagut," kata Said Aqil di Kantor PBNU Jakarta Pusat, Selasa 11 Februari 2020.

Klarifikasi Isu Koalisi Prabowo Bergejolak soal Jatah Menteri, Sekjen Gerindra Bilang Begini

PBNU juga menyoroti pilihan ratusan orang tersebut yang memilih melepaskan kewarganegaraan Indonesia dan bergabung ke kelompok lain. Said Aqil menilai tidak salah jika pemerintah menolak pemulangan mereka.

"ISIS mereka anggap negara, karena itu mereka sudah membuang kewarganegaraan Indonesia dan bergabung dengan ISIS. Tidak ada salahnya jika pemerintah menolak mereka," ujarnya.

ISIS Tembaki 20 Pejuang Bersenjata Palestina hingga Tewas di Suriah

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Menlu Retno mengatakan sejauh ini posisi pemerintah masih melakukan pendataan terlebih dahulu untuk memverifikasi ratusan WNI tersebut.

"Karena data yang kita terima banyak sekali yang simpang siur, jadi kita ingin memverifikasi," ungkap Retno.

Ilustrasi etnis Uighur kerja di pabrik.

Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

Tiongkok menduduki peringkat ke-63 dalam Indeks Kesenjangan Global pada tahun 2006 namun merosot ke posisi 107 pada tahun 2023.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024