Masuk ke Bisnis EBT, Energi Mega Persada Tetap 'Main' di Migas

Chief Communications Energi Mega Persada, Adinda Andarina Bakrie.
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Chief Communications Energi Mega Persada, Adinda Anadarina Bakrie menegaskan, meskipun saat ini pihaknya telah masuk ke industri energi baru terbarukan atau EBT, melalui anak usaha PT EMP Energi Terbarukan, namun bisnis utama di sektor minyak dan gas masih akan jadi fokus utama pihaknya.

Buka Peluang Bisnis Baru, Permen ESDM soal Penyelenggaraan CCS Bakal Terbit Juli 2024

"Masuk masuknya EMP ke bisnis EBT bukan berarti ia meninggalkan lini bisnis di bidang minyak dan gas bumi," kata Dinda dalam diskusi di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 12 Februari 2020.

"Ini adalah upaya regeneration dengan melihat ke depan seperti yang almarhum kakek saya bilang bahwa kita harus memikirkan sampai ke generasi anak cucu kita," ujarnya.

Catat Rekor Baru, Rukun Raharja Cetak Laba Bersih 2023 US$27,1 Juta

Dinda memastikan, sampai saat ini EMP juga masih terus eksplorasi dan eksploitasi migas di Indonesia, bahkan di negara lain. Hal itu karena migas hingga saat ini masih jadi andalan dan masih sangat diperlukan. 

Meskipun, lanjut dia, di masa depan diprediksi bahwa minyak dan gas bukan lagi diperlukan sebagai bahan bakar, tetapi akan bergeser menjadi raw material untuk industri produk yang dibutuhkan oleh manusia.

Dirut Pertamina Ungkap Strategi Pertumbuhan Ganda di Forum CERAWeek

"Bidang EBT merupakan pengembangan portofolio bisnis energi, sekaligus ruang berkontribusi dalam mengejar target ukuran energi yang lebih baik bagi lingkungan hidup," ujar Dinda.

Mengenai rencana pengembangan bisnis PT EMP Energi Terbarukan di bidang EBT sendiri, Dinda menjelaskan bahwa pihaknya akan menempuh langkah quick entry guna mempercepat proses pembelajaran. 

"Kita juga melakukan upaya dan strategi quick win, agar bisa masuk ke bisnis komersial renewable energy di wilayah sekitar operasional Migas kita," kata Dinda.

Selain itu, EMP Energi Terbarukan juga sudah menawarkan suplai listrik menggunakan PLTS ke PLN Melibur, yang saat ini tengah memperluas jaringannya.

Mereka juga akan segera melakukan networking dan langkah-langkah memperkuat rantai suplai, melalui kerja sama dengan para pemasok dan manufaktur PLTS dan PLTB. Bahkan, untuk memperbesar portofolio, kerja sama dengan Bakrie Power juga telah dilakukan dalam beberapa proyek EBT komersial.

"Di mana untuk jangka panjang, kita langsung mengeksplorasi potensi-potensi proyek pembangkitan listrik berbasis EBT dalam skala yang lebih besar," kata Dinda.

"Sebagai contoh beberapa bulan lalu kita berkomunikasi dengan Masdar, sebuah perusahaan yang consern tentang renewable energy dari Uni Emirat Arab, yang akan memulai proyek besar di Indonesia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya