Pertamina dan Petronas Sepakati Kerja Sama Bisnis Capai US$1 Miliar

Pertamina dan Petronas sepakati kerja sama bisnis
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA – Pertamina dan Petronas menandatangani perjanjian Framework jual beli minyak mentah tahun 2020. Penandatanganan Perjanjian  dilakukan oleh Maria Rohana Nellia, Direktur PT Pertamina Malaysia EP dan Shahmsul Bahari Salleh, CEO Petco Trading Labuan Co Ltd.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, penandatanganan kerja sama ini merupakan salah satu rangkaian kerja sama dari kesepakatan yang telah ditandatangani kedua perusahaan tahun lalu. Tepatnya bulan Februari 2019, antara Pertamina dengan Petronas untuk membangun kolaborasi lebih kuat dan kemitraan jangka panjang yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. 

“Kerja sama ini sebagai bagian dari upaya Pertamina untuk meningkatkan ketahanan energi nasional melalui optimalisasi supply chain minyak mentah yang efisien oleh kedua belah pihak,” ujar Fajriyah dikutip dari keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu 19 Februari 2020.

Ajang JDM Funday Mandalika 2024 Bukan Sekadar Balapan Mobil Jepang

Pada tahun 2020 ini, Pertamina dan Petronas menyepakati supply agreement (kesepakatan suplai minyak) dengan nilai kurang lebih US$500 juta dan potensi kolaborasi lainnya mencapai total transaksi sebesar US$1 miliar.

“Kerja sama di sektor migas ini juga akan membuka peluang kerja sama di sektor keuangan untuk penggunaan mata uang lokal dan pembayaran dengan skema offset sehingga mengurangi kebutuhan valas (valuta asing) untuk membantu penguatan nilai rupiah,” kata Fajriyah. 

Daftar Sepeda Motor yang Cocok Diisi BBM Pertalite

Pertamina, lanjut Fajriyah, memiliki ladang minyak di Malaysia, begitu juga Petronas, memiliki ladang minyak di Indonesia. Kedua perusahaan dapat bersinergi untuk suplai hasil produksi minyak mentah ke kilang domestik di masing-masing negara yang secara geografis lebih dekat dengan sumber kargo sehingga lebih efisien secara logistik.

“Pertamina saat ini sedang melakukan optimalisasi kilang serta pembangunan megaproyek RDMP (pengembangan kilang) dan GRR (kilang baru). Sehingga kerja sama ini memiliki nilai strategis untuk pengembangan bisnis di masa depan,” imbuh Fajriyah. 

Menurut Fajriyah, Pertamina dan Petronas juga telah membuka akses informasi produk di masing-masing negara. Misalnya, untuk kebutuhan impor produk gasoline atau bensin RON 88 di Indonesia yang mencapai 6 juta barel per bulan. Petronas pun menyampaikan kemampuan suplai ke Indonesia yang potensinya mencapai 600 ribu barel per bulan dari ekses kapasitas produksi gasoline kilang Malaysia saat ini. 

Kedua belah pihak kini sepakat untuk terus mencari peluang kerja sama dan secara bertahap diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi migas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya