Harga Minyak Anjlok Dekati US$20 Per Barel, Corona Turut Jadi Pemicu

Ilustrasi kilang minyak Aramco
Sumber :
  • Twitter / Aramco

VIVA – Harga minyak dunia terus menerus berangsur anjlok pada perdagangan hari ini, Senin 9 Maret 2020. Setidaknya harga minyak sudah anjlok lebih dari 30 persen setelah gagalnya Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) dengan sekutunya mencapai kesepakatan soal pengurangan produksi. 

Harga Minyak Dunia Mulai Mendidih Akibat Perang Israel Vs Hamas

Dilansir dari CNBC, harga minyak saat ini sudah mencapai level di bawah US$30 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS telah turun 33,16 persen menjadi US$27,59 per barel. Sedangkan, minyak mentah Brent yang jadi patokan internasional juga anjlok 30,33 persen menjadi US$31,54 per barel.

Gagalnya kesepakatan OPEC itu diketahui menyebabkan Arab Saudi memangkas harga. Mereka disebut akan bersiap untuk meningkatkan produksi, yang menyebabkan kekhawatiran perang harga habis-habisan.

Minyak Jatuh, Tapi Masih di Tertinggi Bulan Ini karena Pemulihan China

Pada hari Sabtu lalu, Arab Saudi telah mengumumkan diskon besar-besaran terhadap harga jual resmi untuk April, dan negara itu dilaporkan bersiap untuk meningkatkan produksinya di atas angka 10 juta barel per hari. Kerajaan saat ini memompa 9,7 juta barel per hari, tetapi memiliki kapasitas untuk meningkatkan hingga 12,5 juta barel per hari.

"Kami percaya perang harga minyak OPEC dan Rusia dimulai akhir pekan ini ketika Arab Saudi secara agresif memotong harga relatif di mana ia menjual minyak mentahnya paling banyak dalam setidaknya 20 tahun," kata Analis Goldman Sachs, Damien Courvalin.

Ketidakpastian Ekonomi Tinggi, Harga Minyak Dunia Bervariasi dan di Bawah US$80 Per Barel

Dia menyebut prognosis untuk pasar minyak bahkan lebih mengerikan daripada pada November 2014, ketika perang harga seperti itu dimulai. Ini dipicu oleh virus Corona yang mewabah ke berbagai penjuru dunia.

"(Itu terkait) dengan jatuhnya permintaan minyak yang signifikan karena coronavirus," tambah perusahaan itu.

Goldman pun disebut telah memangkas prediksi Brent kuartal kedua dan ketiga menjadi US$30 per barel, dan mengatakan bahwa harga itu bisa turun ke level US$20-an per barel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya