- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA – Harga emas diprediksi bakal semakin bersinar di tengah situasi ekonomi global saat ini. Investasi emas, sepertinya bisa menjadi alternatif di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira Adhinegara menuturkan, tren harga emas akan berlanjut dan mampu menembus level Rp900-950 per gram. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi.
"Kita juga dihadapkan pada perang harga minyak mentah. Makin tidak pasti ekonomi, makin bersinar harga emas," ujarnya kepada VIVAnews, dikutip Selasa 10 Maret 2020.
Dia menjelaskan, dalam konteks saat ini, harga emas global naik dipengaruhi kepanikan pasar akibat virus Corona. Selain itu, juga ketidakpastian perang dagang dan indikasi akan terjadinya resesi ekonomi.
"Jadi dimulai dari investor institusi besar yang memindahkan dana ke safe haven salah satunya emas dan yen Jepang. Kemudian di ikuti oleh bank sentral di banyak negara yang mengurangi cadangan dolar dan masuk lebih banyak ke emas," kata dia.
Sentimen ini, lanjut dia, juga berimbas pada pemain ritel. Mereka menumpuk emas dan berharap harga terus naik.
Dari sisi suplai, lanjut dia, memang tidak ditemukan pertambangan emas yang besar dalam 10 tahun terakhir. Artinya dari sisi suplai, emas tidak ada penambahan signifikan.
"Kembali ke mekanisme pasar, di mana permintaan naik tinggi tapi supply terbatas pastinya akan terjadi kenaikan harga," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Senin 9 Maret 2020, dibanderol seharga Rp851 ribu per gram. Harga itu naik Rp9.000 per gram jika dibandingkan perdagangan Sabtu akhir pekan lalu.
Dikutip dari data Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, pembelian kembali atau buyback juga ditetapkan seharga Rp776 ribu per gram, atau naik Rp11.000 per gram dibandingkan Sabtu akhir pekan lalu.
