RI Dapatkan Pinjaman US$300 Juta dari Bank Dunia

Petugas menata pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Kwitang, Jakarta Pusat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Bank Dunia menyetujui pinjaman sebesar US$300 juta untuk mendukung pemerintah Indonesia melaksanakan reformasi pada sektor keuangan. Tujuannya guna membantu pemerintah mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan mencapai tujuan kesejahteraan bersama. 

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen mengatakan, pemberian pinjaman itu dengan mempertimbangkan terbatasnya layanan keuangan dan kurangnya insentif untuk tabungan jangka panjang di Indonesia. Itu bisa menciptakan risiko lebih serta membatasi peluang investasi di sektor-sektor penting, seperti infrastruktur. 

Selain itu, sekitar setengah penduduk dewasa Indonesia, tercatat tidak memiliki rekening bank, sehingga mereka memiliki kesempatan yang terbatas untuk berinvestasi bagi masa depan dan mendapatkan perlindungan dari guncangan finansial dan non-finansial.

5 Negara yang Punya Utang Paling Besar ke China

"Sektor keuangan yang sehat dan berfungsi dengan baik sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan Indonesia serta mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi pemerintah dan pengentasan kemiskinan, terutama di tengah kondisi global yang terus menantang,” kata dia melalui siaran pers, Senin, 23 Maret 2020.

Pinjaman tersebut, lanjut dia, akan memberikan bantuan anggaran bagi agenda reformasi Indonesia di tiga bidang kebijakan utama. Pertama, menambah ukuran sektor keuangan Indonesia dengan memperluas jangkauannya, memperluas produk pasar keuangan dan memobilisasi tabungan jangka panjang. 

Utang Luar Negeri RI Naik 2,7 Persen, Ini Sederet Pemicunya

Kedua, lanjut dia, meningkatkan efisiensi sektor keuangan dengan menjadikan praktik keuangan lebih transparan, andal, dan berbasis teknologi. Hal ini, menurutnya, akan menguntungkan baik individu maupun perusahaan dengan membantu menyalurkan tabungan untuk peluang investasi paling produktif dengan cara yang lebih murah, lebih cepat dan lebih aman. 

Ketiga, memperkuat ketahanan sektor keuangan untuk menahan guncangan, dengan memperkuat kerangka kerja resolusi, mempromosikan praktik keuangan berkelanjutan dan membangun mekanisme keuangan risiko bencana. Hal ini, menurutnya, akan mendukung Indonesia dalam perlindungan untuk masyarakat dan aset jika terjadi guncangan. 

"Fundamental makro ekonomi Indonesia masih terus kuat. Tingkat kemiskinan negara ini telah mencapai satu digit, tingkat terendah yang pernah ada. Namun, dengan melambatnya laju pengentasan kemiskinan, penting untuk melindungi mereka yang masih berjuang mencapai keamanan finansial kelas menengah," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya