Sri Mulyani: Semua Anggota G20 Bersatu Hadapi Pandemi Corona

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggelar pertemuan virtual dengan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara G20, guna membahas kondisi perekonomian global dalam menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19. Sri Mulyani mengungkapkan, dalam pertemuan virtual itu, Direktur Pelaksana International Montery Fund (IMF) menyampaikan bahwa di tahun 2020 ini proyeksi pertumbuhan ekonomi global akan negatif.

SMF Ungkap Rumah Tidak Layak Huni di RI Masih Banyak

"Ini artinya akan terjadi kontraksi jauh lebih rendah dari proyeksi tahun 2020 yang pertumbuhan ekonominya di atas 3 persen. IMF memperkirakan akan ada perbaikan di tahun 2021," kata Sri Mulyani dalam telekonferensi, Selasa 24 Maret 2020.

Sri Mulyani menjelaskan, stabilitas keuangan menjadi penting untuk memastikan ekonomi tidak terpuruk lebih dalam akibat pandemi Covid-19 ini. Beberapa Bank Sentral di negara G20 bahkan telah berinisiatif untuk melakukan kerjasama swap line.

Oleh-oleh G20 Brasil, Sri Mulyani Beberkan Arah Kebijakan Suku Bunga Bank Sentral AS dan Eropa

"Financial Stability Board (FSB) menekankan otoritas dan insititusi keuangan agar lebih fleksibel, terhadap aturan internasional yang ada saat ini demi memastikan aktivitas keuangan masih berjalan," ujarnya.

Diketahui, sejumlah anggota G20 saat ini sudah mengeluarkan nilai stimulus yang sangat besar, diantaranya seperti Jerman yang sudah mengeluarkan tambahan pengeluaran sebesar US$132 miliar dan menyediakan US$812 miliar sebagai tambahan jaminan. Perancis juga telah mengeluarkan stimulus senilai US$45 miliar, dan Amerika Serikat berencana mengeluarkan paket kebijakan senilai US$1 triliun.

Prabowo Ingatkan Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

Uni Eropa sendiri mengeluarkan stimulus senilai US$100,86 miliar. Sedangkan Kanada sudah menerbitkan paket kebijakan sebesar US$63,9 miliar, dan Korea Selatan yang menjadi salah satu pusat pandemi mengeluarkan stimulus senilai US$66 miliar. Australia juga baru saja mengeluarkan stimulus baru sehingga total stimulusnya mencapai US$109 miliar (9,7 persen GDP).

IMF sendiri berkomitmen menggunakan lending capacity sebesar US$1 trilliun, dan akan membantu anggotanya melalui pemberian SDR allocation dan memperluas fasilitas IMF-swap line. Kemudian, Bank Dunia dan Internatonal Finance Corporation (IFC) menyetujui pendanaan sebesar US$14 miliar, sementara International Development Association (IBRD/IDA) juga akan menyediakan US$6 miliar untuk mendukung sistem kesehatan.

Sebagai tambahan, Bank Dunia termasuk IFC dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) juga dapat memberikan pendanaan sebanyak US$150 miliar dalam 15 bulan mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya