Pandemi Corona: Jepang akan Deklarasi Keadaan Darurat

VIVA – Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, akan mendeklarasikan keadaan darurat menyusul semakin meningkatnya kasus baru virus corona di Ibu Kota Tokyo. 

Ngeri, Belut Besar Ditemukan Hidup Menggeliat di Perut Manusia

Pemerintah pada Senin 6 April 2020 mengadakan pertemuan tidak resmi dengan panel ahli.  Abe akan berbicara pada malam hari setelah pertemuan dengan gugus tugas virus corona  pemerintah. Partai-partai yang berkuasa juga bertemu untuk menyetujui paket stimulus yang akan digulirkan.

Tokyo dan daerah sekitarnya serta Osaka diperkirakan akan terpengaruh oleh deklarasi darurat tersebut. Tercatat ada143 kasus infeksi baru Minggu 5 April 2020. Hingga kini ada 1.000 lebih kasus penularan virus Corona. Untuk Jepang keseluruhan ada lebih dari 3.500 kasus dengan 73 kematian.dan 1000 lainnya dinyatakan sembuh.

2 Negara Tetangga Indonesia Hadapi Resesi Seks Mengerikan

Berdasarkan undang-undang yang diamandemen baru-baru ini, deklarasi tersebut akan memberi otoritas lokal kekuatan hukum untuk meminta masyarakat tinggal di rumah, dan meminta sekolah dan bisnis tutup. Masyarakat akan diminta untuk tidak pergi ke luar kecuali berbelanja bahan makanan dan membatasi tugas-tugas lainnya. 

Meski demikian deklarasi keadaan darurat ini tidak memiliki otoritas hukum memaksa seperti di negara lain. Namun,  pemerintah berwenang untuk menyerukan penutupan sekolah, mal dan gedung bioskop, serta pembatalan acara yang melibatkan sekelompok besar orang. Pemerintah juga diperkenankan menginstruksikan pebisnis untuk bekerjasama mengikuti kebijakan Pemerintah selama kondisi darurat meski tidak ada sanksi bagi yang melanggar.

Kota New York Deklarasikan Keadaan Darurat, Ada Apa?

Kabinet juga akan menyetujui paket stimulus sebesar 60 triliun yen ($ 550 miliar). Dikutip dari Nikkei Asian Review, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan Pemerintah telah membentuk Tim ekonomi baru dalam Badan Keamanan Nasional Jepang. 

"Saya berharap tim ini akan bekerja keras  mencegah penyebaran virus. Termasuk  menghilangkan perpecahan antara lembaga-lembaga pemerintah dalam menangani masalah-masalah utama.  Seperti langkah perbatasan yang fleksibel dan pergerakan orang-orang", kata Yoshihide Suga.

Sebelumnya, Abe dikritik beberapa kalangan karena tidak juga mengumumkan keadaan darurat.  Pada Minggu, Abe bertemu dengan Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato, Menteri Kebijakan Ekonomi dan Fiskal Yasutoshi Nishimura, dan pihak lain pada   untuk membahas penyebaran infeksi virus Corona. Yasutoshi Nishimura memastikan Pemerintah akan menyatakan keadaan darurat.

"Jika perlu, kami akan memutuskan untuk menyatakan keadaan darurat. Tanpa ragu-ragu," kata Nishimura, yang juga mengepalai upaya respons virus korona pemerintah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya