Singapura Kembali Dominasi Investasi di RI Sepanjang Kuartal I-2020

Singapura.
Sumber :
  • Pixabay/Sasint

VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia menjelaskan, dari total realisasi investasi di kuartal I-2020 yang mencapai sebesar Rp210,7 triliun, penanaman modal asing atau PMA tertinggi berasal dari Singapura.

Menko Airlangga Undang Pengusaha Singapura Kembangkan Bisnis di RI Lewat ISBF 2024

Tercatat, total nilai realisasi investasi dari Singapura pada kuartal I-2020 itu mencapai US$2,7 miliar, atau sekitar 40 persen dari total realisasi investasi sebesar Rp210,7 triliun tersebut.

Kemudian, Bahlil memastikan bahwa nilai PMA tertinggi selanjutnya yakni berasal dari China, yang mencapai sebesar US$1,3 miliar atau setara 18,9 persen.

Kemlu Pastikan Tidak Ada Korban WNI dalam Insiden Jembatan Ambruk di Baltimore

"Lalu dari Hongkong US$600 juta atau 9,3 persen, dari Jepang sebanyak US$600 juta atau setara 8,9 persen, dan dari Malaysia sebanyak US$500 juta atau setara 7,1 persen," kata Bahlil dalam telekonferensi, Senin 20 April 2020.

Selain itu, apabila dilihat dari provinsi tujuan investasi di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur menjadi tujuan yang paling dominan dengan total penyerapan investasi mencapai Rp31,4 triliun, atau sekitar 14,9 persen.

Kapal yang Tabrak Jembatan di Baltimore Berbendera Singapura, Bernama Dali

Kemudian, Jawa Barat menempati posisi kedua dengan serapan investasi sebesar Rp29,9 triliun atau 14,2 persen, dan DKI Jakarta menempati posisi selanjutnya dengan serapan investasi sebesar Rp20,1 triliun atau 9,6 persen.

Sementara itu, jika dilihat dari sebaran realisasi investasi di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa, Bahlil menjabarkan dominasinya masih dipegang oleh Pulau Jawa dengan serapan investasi mencapai Rp108,3 triliun. Hal itu setara dengan 51,4 persen, dari total realisasi investasi pada kuartal I-2020 tersebut.

Sementara untuk realisasi investasi di luar Pulau Jawa, serapannya mencapai Rp102,4 triliun atau setara 48,6 persen. Bahlil mengaku bahwa ke depannya BKPM menargetkan bahwa realisasi investasi baik di Pulau Jawa ataupun di luar Pulau Jawa, jumlahnya bisa berimbang. 

"Jadi jelas bahwa data ini menggambarkan, pembangunan infrastruktur pada lima tahun kemarin sudah mulai punya dampak," kata Bahlil.

"Karena syarat investasi itu kan ada tiga, yakni infrastruktur harus bagus, tenaga kerja tersedia dan murah, serta bagaimana pendekatan bahan baku," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya