Awal 2020, Keyakinan Konsumen RI Sempat Tercatat Keempat di Dunia

Ilustrasi belanja di supermarket.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Laporan hasil survei Global Consumer Confidence dari The Conference Board, bekerja sama dengan Nielsen, menyebut pada kuartal I-2020 Indonesia menduduki peringkat keempat dunia, dalam Keyakinan Konsumen dengan indeks 127. Posisi itu di bawah India, Pakistan, dan Filipina, yang nilainya masing-masing 140, 129, dan 128.

Bukan Dibakar, Begini Cara Buktikan Keaslian Madu Murni

Managing Director Nielsen Connect Indonesia, Indrasena Patmawidjaja menjelaskan, pada kuartal I-2020, Indeks Keyakinan Konsumen Global turun sedikit menjadi 106, dari angka tertinggi dalam sejarah 107. Hal itu menunjukkan bahwa secara global, ada konsumen yang sedikit lebih optimis daripada yang pesimis secara global.

"Survei ini dilakukan pada pertengahan pertama bulan Februari, karena itu indeks yang didapatkan belum mencerminkan penyebaran virus secara global di bulan Maret," kata Indrasena yang akrab disapa Dede, dalam keterangannya, Jumat 29 Mei 2020.

Ramalan Zodiak Jumat 26 April 2024: Taurus Harus Waspada dengan Rekan Kerja, Leo Kena Tekanan Mental

Dede menjelaskan, dibandingkan dengan kuartal IV-2019, pada kuartal I-2020 Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia meningkat 4 poin, dari 123 menjadi 127. Optimisme konsumen mengenai Prospek Lapangan Kerja sedikit menurun (-2 poin persentase), dari 72 menjadi 70.

Sementara optimisme mengenai Kondisi Keuangan Pribadi sedikit meningkat dari 77 menjadi 78, dan Keinginan Berbelanja tetap stabil di indeks 60. Kekhawatiran akan Kesehatan meningkat tajam meski penyebaran virus Covid-19 belum merata secara global, konsumen tampaknya mulai melihat hal tersebut sebagai krisis kesehatan.

5 Tips Merawat Kucing Peliharaan Agar Tetap Sehat dan Terhindar dari Penyakit

Sebagai akibatnya, di banyak negara termasuk Indonesia, kekhawatiran akan Kesehatan meningkat. Dibandingkan dengan kuartal IV tahun lalu, di kuartal I-2020 sebanyak 23 persen konsumen di Indonesia menyatakan kekhawatiran mereka akan kesehatan. 

Angka itu meningkat cukup signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 14 persen. Kekhawatiran tentang ekonomi masih menjadi yang terbesar, namun hanya sedikit meningkat, dari 34 persen menjadi 35 persen.

"Saat survei ini dilakukan, covid-19 belum mempengaruhi optimisme konsumen Indonesia, bahkan belum dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO, namun sudah terlihat pengaruhnya terhadap kekhawatiran konsumen akan kesehatan," kata Dede.

"Konsumen khususnya dari kelas atas mengikuti perkembangan berita luar negeri, karena itu mereka telah mengetahui mengenai penyebaran virus ini di China dan itulah yang mulai menimbulkan kekhawatiran," ujarnya.

Selain khawatir akan Kesehatan dan Ekonomi, 21 persen konsumen Indonesia menyatakan kekhawatiran mereka akan Keseimbangan Antara Pekerjaan dan Kehidupan, dan 11 persen merasa khawatir mengenai Pemanasan Global. 

Selain itu, 11 persen konsumen merasa khawatir mengenai Kenaikan Tagihan seperti listrik, gas, dan lain sebagainya, di mana kekhawatiran ini baru muncul pada urutan lima teratas di kuartal awal 2020 ini.

Liburan dan Investasi

Survei ini juga menemukan bahwa pada kuartal I-2020, konsumen Indonesia secara signifikan mengurangi pengeluaran dana cadangan untuk Investasi Saham/Reksadana (34 persen), menurun 12 persen dari kuartal sebelumnya yang sebesar 46 persen.

Selain investasi, pos lain yang dikurangi secara signifikan adalah liburan, yang turun 6 persen dari 42 persen di kuartal IV-2019 menjadi 36 persen. Terkait dengan perkembangan pertumbuhan produk FMCG, Dede menambahkan keyakinan konsumen pada gilirannya juga akan mempengaruhi belanja konsumen untuk produk-produk konsumsi.

"Dari data yang kami himpun, terlihat bahwa pada kuartal I-2020, FMCG masih bertumbuh dengan sangat positif, namun beberapa kategori seperti Perawatan Pribadi dan Kecantikan, Minuman Kemasan Siap Minum, dan Indulgence, terindikasi akan mengalami tantangan di kuartal kedua," kata Dede.

"Pengetahuan akan produk yang kuat, harga yang terjangkau dan manfaat yang relevan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan yang positif di kuartal selanjutnya," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya