Luhut: China Ekonomi Besar Dunia, Suka Tak Suka Tidak Bisa Diabaikan

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhammad Yudha Prasetya

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, salah satu perekonomian negara yang kondisinya memiliki pengaruh secara global adalah perekonomian China.

Pelemahan Ekonomi China dan Hongkong Disebut Untungkan Negara di Asean, Termasuk Indonesia

Luhut memastikan, perekonomian Negeri Panda Putih itu memiliki kontribusi sekitar 18 persen terhadap ekonomi global, sehingga kekuatan ekonomi China menjadi perhatian serius bagi negara-negara lain yang berkaitan dengannya.

"Jadi ekonomi Tiongkok ini hampir 18 persen pengaruhnya ke ekonomi global. Jadi suka tidak suka, senang tidak senang, ekonomi Tiongkok ini tidak bisa diabaikan," kata Luhut dalam diskusi virtual, Jumat 5 Juni 2020.

Chatib Basri Proyeksi Ekonomi China 2024 Melambat, AS Jauh dari Resesi

Karenanya, Luhut berharap agar masyarakat bisa membuka pikiran mereka, terkait bagaimana pentingnya membangun hubungan ekonomi antara Indonesia dengan China.

Apalagi, prinsip 'Bebas Aktif' yang termaktub dalam UUD 1945 pun memungkinkan bagi Indonesia untuk membangun hubungan baik dengan negara-negara di dunia, termasuk dalam hal ekonomi.

BI Waspadai Perlambatan Ekonomi China dan Menguatnya Ekonomi AS

Sebab, apabila Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan negara-negara yang memiliki kekuatan ekonomi signifikan seperti misalnya China, maka hal itu adalah sebuah langkah positif.

Tujuannya, lanjut Luhut, tidak lain adalah demi menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat, baik dalam hal politik maupun ekonomi dilihat dari kacamata secara global.

"Jadi sebenarnya kita itu enggak boleh berpikir sempit. Karena bahkan di dalam UUD 1945 pun kita (berprinsip) bebas aktif, dimana kita harus bisa berhubungan dengan semua negara di dunia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya