OPEC Perpanjang Pemangkasan Produksi Minyak Satu Bulan Lagi 

Ilustrasi kilang minyak Aramco
Sumber :
  • Twitter / Aramco

VIVA – Negara-negara yang tergabung dalam organisasi pengekspor minyak atau OPEC sepakat untuk memperpanjang waktu pemangkasan produksi minyak selama satu bulan ke depan. Hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan supply minyak di pasar global.

Dilansir dari CNBC, pada Minggu 7 Juni 2020, kesepakatan pemangkasan produksi seluruh anggota OPEC tersebut dilakukan pada Sabtu kemarin melalui pertemuan video conference.

"Kami memiliki alasan untuk optimis tentang masa depan, tetapi kami belum keluar dari hutan dan tantangan ke depan masih harus dilihat," kata Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman dalam pidato pembukaan ketika pertemuan OPEC

Atas kesepakatan tersebut, Abdulaziz mendesak kelompok pengekspor minyak itu untuk menunjukkan persatuan dan mengambil keputusan cepat.

"Bersama kita lebih kuat, bersama-sama kita dapat memulihkan stabilitas pasar minyak dan membantu membangun kembali ekonomi global," katanya.

Diketahui, langkah pemangkasan produksi minyak tersebut telah dilakukan negara anggota OPEC sejak 1 Mei 2020, dengan rencana pemangkasan produksi mencapai 9,7 juta baral per hari. Rencana awal kesepakatan tersebut berakhir pada 1 Juli 2020.

Sementara, untuk saat ini pengurangan produksi pada Juli akan mencapai 9,6 juta barel per hari setelah Meksiko, menyumbang 100.000 barel per hari. Pemangkasan itu akan terus ditinjau setiap bulan hingga pertemuan selanjutnya pada 18 Juni 2020.

Adapun, masalah yang masih menghantui OPEC kali ini, adalah negara-negara yang tidak mematuhi kuota yang ditentukan dan perjanjian baru ini bergantung pada tingkat kepatuhan yang lebih besar. 

Harga Minyak Dunia Mulai Mendidih Akibat Perang Israel Vs Hamas

Sedangkan, negara-negara yang gagal membatasi output dengan jumlah yang dialokasikan harus memberlakukan pemotongan tambahan pada Juli, Agustus dan September untuk menebus ketidakpatuhan pada Mei dan Juni ini.

Sebelumnya, pada Jumat harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melonjak 5,72 persen menjadi US$39,55 per barel, sementara patokan internasional, minyak mentah Brent naik 5,78 persen menjadi mantap pada US$42,30 per barel. 

Sri Mulyani Targetkan Investasi Hulu Migas Rp 223,3 Triliun
Ilustrasi lapangan migas.

Produksi Gas Diproyeksi Turun Beberapa Tahun Mendatang, Pemerintah Dorong Eksplorasi

Dengan proyeksi penurunan ini, Pemerintah lewat Kementerian ESDM mendorong untuk dilakukannya pencarian lokasi gas baru melalui eksplorasi.

img_title
VIVA.co.id
28 Februari 2024