Visa on Arrrival Baru Rugikan Wisatawan

SURABAYA POST -- Kebijakan baru Visa on Arrival (VoA) yang dikeluarkan Ditjen Imigrasi dinilai merugikan dunia pariwisata. Pasalnya, VoA yang dikenakan saat ini menjadi lebih mahal dan kurang fleksibel.

”Hal ini akan berdampak ke dunia pariwisata, terutama di Jatim. Karena, umumnya wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jatim waktu berkunjungnya tidak terlalu lama. Apalagi wisman asal Asia yang umumnya hanya 1 minggu berada di sini,” kata Penasihat Surabaya Tourism Promotion Board (STPB), Yusak Anshori dihubungi, Selasa (9/2).

Seperti diketahui, VoA merupakan izin masuk ke suatu negara yang bisa diajukan di beberapa bandara dan pelabuhan laut Indonesia. Sebelum 26 Januari 2010, warga negara asing yang masuk ke Indonesia bisa memilih dua macam tarif yaitu 25 dollar AS untuk 30 hari atau 10 dollar AS untuk kunjungan selama tujuh hari.

Namun, setelah 26 Januari 2010 diberlakukan satu tarif yaitu 25 dollar AS untuk waktu kunjungan 30 hari dan sesudahnya bisa diperpanjang hingga 60 hari. Yusak menjelaskan, bila wisman dari negara-negara ASEAN umumnya berkunjung selama satu minggu, wisman Jepang dan Korea Selatan sekitar 10 hari dan wisman Eropa sekitar 20 hari.

Saat ini wisman Asia yang membutuhkan VoA, yakni Jepang, Korea Selatan, China, Inggris, Australia, AS, Jerman, Prancis, Hong Kong, Taiwan dan Belanda. ”Bagi wisman asal Eropa kebijakan ini memang tidak berpengaruh tapi bagi wisman Asia pengaruhnya cukup besar. Padahal kunjungan wisman di Jatim didominasi wisman Asia ,” ujarnya.

Untuk mengembangkan pariwisata, dia berharap biaya visa diturunkan misalnya 10 dollar AS untuk satu bulan. Pasalnya, di beberapa negara, seperti Kamboja dan Vietnam biaya visa yang dikenakan jauh lebih murah dan mudah.

Sebenarnya, kata Yusak, Indonesia terutama Jatim memiliki keunggulan dalam hal banyaknya rute penerbangan internasional dan infrastruktur yang lebih baik, tapi dengan adanya pengenaan visa yang baru, bisa memberatkan wisman.
Kebijakan ini memang tidak secara langsung berdampak terhadap pariwisata di Indonesia dan Jatim. ”Mungkin dampaknya baru akan terasa dalam waktu 6 bulan ke depan,” tambahnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Bidang Luar Negeri Asosiasi Tour and Travel Indonesia (ASITA) Jatim, Benny Sidharta juga mengakui, ketentuan VoA baru bisa menurunkan jumlah wisman ke Jatim. ”Angkanya memang tidak akan terlalu signifikan. Hanya sekitar 5 persen,” tutur Benny.

Meski demikian, ia mengharapkan, akan lebih baik jika tarif VoA dikembalikan seperti semula. Tarif yang lama lebih fleksibel karena wisman bisa menyesuaikan dengan lama kunjungannya.

Benny menyatakan, sangat jarang wisman menetap selama satu bulan. ”Kalau Asia hanya dalam hitungan hari. Paling lama satu minggu. Kalau dari Australia bisa sampai 1 bulan tapi itu pun lebih lama di Bali daripada di Surabaya ,” ujarnya.

Kekhawatiran akan turunnya wisman dari Asia tampaknya beralasan. Masalahnya, dari total kunjungan wisman di Desember 2009 sebesar 14.630 orang, didominasi oleh wisman dari Asia.

OJK Reveals Tips to Manage Finance for Housewife

Hal ini terlihat dari data BPS Jatim yang mencatat lima besar wisman berasal dari Malaysia, Singapura, China, Taiwan dan Jepang. Wisman dari Asia berkontribusi 52,95%. Sedangkan lama menginap tamu asing di hotel berbintang di Jatim pada Desember 2009 sekitar 2-3 hari.

Laporan: Anggraeeny Prajayanti

Wuling Cloud EV di IIMS 2024

Konsumen Bisa Jajal Langsung Wuling Cloud EV di PEVS 2024

Pabrikan otomotif asal China, Wuling akan memeriahkan pameran PEVS 2024 dengan menampilkan lini kendaraan listrik, salah satunya Wuling Cloud EV.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024