Target 2021, RI Fokus Jaga Momentum Kurangi Kemiskinan

Ilustrasi kemiskinan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Wabah virus corona atau covid-19 telah menghantam perekonomian nasional dengan cukup keras. Hal itu menyebabkan lonjakan yang cukup signifikan, khususnya pada tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di Tanah Air.

Indef Kritik Kebijakan Bansos: Anggaran Naik Terus, Kemiskinan Cuma Turun 2,3 Persen Sejak 2010

Karenanya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pada 2021 mendatang pemerintah akan berupaya keras mengurangi jumlah kemiskinan yang melonjak, akibat banyaknya pengangguran sebagai dampak dari wabah covid-19 tersebut.

"Karena itu, pada 2021 kami akan fokus pemulihan (ekonomi), untuk mengembalikan momentum penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang sebenarnya sudah berhasil diturunkan secara signifikan dalam periode lima tahun terakhir," kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Kamis 18 Juni 2020.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Menteri yang akrab disapa Ani itu melanjutkan, dukungan DPR untuk dapat menyusun dan melaksanakan strategi pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkualitas, serta merata, merupakan salah satu aspek yang sangat penting guna merealisasikannya.

Untuk itu, pemerintah akan mengajak DPR mendukung reformasi kebijakan di berbagai bidang, yang dinilai benar-benar berhasil mengentaskan kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran, serta memperbaiki kualitas hidup masyarakat.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

"Kita telah memiliki pengalaman panjang untuk dapat menentukan kebijakan apa yang berhasil dan bermanfaat, bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara adil, merata, dan berkelanjutan," ujar Ani.

Selain itu, Ani menambahkan bahwa pemahaman tentang masalah-masalah tersebut juga telah mendorong pemerintah, untuk terus melakukan reformasi secara struktural.

Tujuannya tak lain adalah demi memperkuat daya saing ekonomi domestik, penguatan sektor riil dan industri, melalui perbaikan infrastruktur, restrukturisasi ekonomi, deregulasi, dan insentif-insentif kebijakan untuk menciptakan efisiensi yang lebih baik.

"Di mana, kami berharap bahwa hal-hal tersebut nantinya akan mampu membawa dampak positif bagi perbaikan neraca perdagangan dan transaksi berjalan," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya