Logo BBC

Generasi Z Alias Zoomer: Mengapa Bikin Donald Trump Sakit Kepala?

Sejumlah survei menyebut zoomer progresif pada isu gender dan LGBTQ. Namun mereka lebih konservatif tentang persoalan imigrasi.-Getty Images
Sejumlah survei menyebut zoomer progresif pada isu gender dan LGBTQ. Namun mereka lebih konservatif tentang persoalan imigrasi.-Getty Images
Sumber :
  • bbc

Tim sukses Donald Trump pekan lalu mengira bakal mencetak rekor jumlah pendukung terbanyak yang hadir dalam sebuah kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat.

Baca juga: Ketika Remaja Penggemar K-Pop dan TikTok Guncang Panggung Kampanye AS

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Pada 20 Juni lalu, dari total 19 ribu bangku di arena kampanyenya di Tulsa, Oklahoma, hanya satu pertiga saja yang terisi.

Belakangan muncul kabar, kampanye Trump itu sepi karena pengaruh sekelompok muda-mudi pecinta K-Pop dan orang muda yang aktif di TikTok.

Melalui media sosial TikTok, muda-mudi itu meyakinkan kawan-kawan mereka untuk mendaftar ke kampanye Trump--bukan untuk benar-benar hadir, tapi mengelabui calon presiden dari Partai Republik tersebut.


Getty Images
Zoomer diyakini sebagai pihak yang mengacaukan kampanye kontroversial Trump di Tulsa, Oklahoma.


Soal bangku-bangku kosong itu, tim sukses Trump menyalahkan media massa dan pedemo yang berunjuk rasa di luar arena kampanye.

Orang-orang di balik Trump mengklaim, pendukung muda mereka tidak terpengaruh situasi yang terjadi.

Namun perbincangan publik kini berfokus tentang bagaimana para muda-mudi penggila musik pop Korea terlibat dalam upaya mengelabui Trump.

Kejadian di Tulsa itu juga disebut sebagai cermin seberapa besar kekuatan zoomer alias generasi Z. Kelompok demografi baru ini diyakini bakal membuat Trump dan banyak politikus lainnya pening.