Airlangga Beberkan Sektor Industri yang Bergeliat Akibat New Normal

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan, wabah Covid-19 yang merebak di Tanah Air sejak diumumkan pemerintah pada awal Maret lalu, telah membuat sejumlah sektor industri anjlok cukup signifikan.

Asia Business Council, Menko Airlangga Yakinkan Komitmen Indonesia Mempercepat Pembangunan Ekonomi

Dia memastikan, data yang dimiliki pihaknya menyebut bahwa terdapat sejumlah indikator yang bisa dilihat terkait hal itu, di mana hampir seluruh sektor dari otomotif hingga pertambangan, mengalami penurunan yang cukup dalam.

"Semuanya turun hingga mendekati minus 37 persen, dan tentunya hal ini jelas berbeda dengan (periode yang sama) di tahun 2019," kata Airlangga dalam telekonferensi, Jumat 26 Juni 2020.

Soal Konflik Israel-Iran, Airlangga Cermati Dampak ke Sektor Logistik Minyak Mentah Dunia

Baca juga: LMAN Sudah Gelontorkan Rp53,38 Triliun untuk Pengadaan Lahan 77 PSN

Meski demikian, Airlangga mengaku bahwa berdasarkan data antara bulan Mei dan Juni 2020, terlihat beberapa sektor industri yang perlahan mulai naik karena adanya sejumlah aktivitas ekonomi yang bergerak.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dia mengklaim bahwa sejumlah pergerakan di beberapa sektor industri, seperti di sektor-sektor bangunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi pada bulan Juni 2020 ini, terjadi akibat adanya new normal.

"Demikian juga untuk sektor-sektor alat berat, permesinan, pertambangan, packaging, dan pembangkit energi, ini juga sudah mulai naik," ujarnya.

Meskipun, lanjut Airlangga, sebenarnya terdapat juga sejumlah sektor yang tidak terlalu terkena imbas ekonomi akibat dampak Covid-19, seperti misalnya sektor rokok dan tembakau.

"Mungkin karena makin pusing, maka makin banyak orang yang merokok, dan ini juga kita lihat dari pendapatan cukai rokok yang masih baik," kata Airlangga.

Selain itu, ada juga sektor makanan dana bahan-bahan kebutuhan pokok, yang tercatat masih bisa mengalami pertumbuhan sekitar 13 persen selama masa pandemi Covid-19.

Kemudian, Airlangga menjelaskan bahwa ada juga sektor batu bara, yang juga masih tumbuh per Juni 2020. Hal itu mengikuti sektor farmasi yang kebutuhannya juga masih tinggi, baik secara domestik maupun Global, yakni mencapai sebesar 13 persen.

"Lalu ada juga minyak nabati terutama CPO, karena kita berhasil membuat program B30. Maka inilah sektor-sektor yang dapat membantu perekonomian Indonesia untuk recover lebih cepat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya