VIVAnews - Filsuf Universitas Indonesia (UI) Franz Magnis Suseno mengatakan negara sama sekali tidak mempunyai kompetensi dalam menentukan kebenaran dalam suatu agama.
"Satu-satunya yang benar secara objektif adalah Tuhan itu sendiri," kata Franz, saat memberikan keterangan ahli di sidang uji materi Undang-Undang nomor 1 PNPS tahun 1965 tentang Penodaan Agama di Mahkamah Konstitusi, Rabu 10 Februari 2010.
Jika mendefinisikan penyimpangan agama, menurut dia, negara telah melanggar hak kebebasan beragama. Hakekat kebebasan beragama, kata Franz adalah pengakuan menyakini apa yang dijadikan tuntutan.
Lebih lanjut Franz mengakui kebebasan beragama ada batasnya. "Tetapi tidak bisa dibatasi oleh orang atau sekelompok orang," ujarnya. Dia mengatakan tidak ada pihak lain yang mempunyai hak untuk mencampuri kegiatan religius kecuali umat beragama itu sendiri.
Permohonan uji materi ini diajukan oleh beberapa lembaga dan perseorangan. Mereka adalah Abdurrahman Wahid, Musdah Mulia, Dawam Rahardjo, dan Maman Imanul Haq. Sementara lembaga yang mengajukan uji materi adalah Imparsial, Elsam, PBHI, Demos, Perkumpulan Masyarakat Setara, Desantara Foundation, dan YLBHI.
Selain Pasal 1, para pemohon juga meminta MK membatalkan Pasal 2 ayat (1), Pasal 2 ayat (2), Pasal 3, Pasal 4a.
VIVA.co.id
25 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Tim SAR Gabungan melakukan pencarian terhadap penumpang KMP Reina tujuan Pelabuhan Bakauheni di Perairan Pulau Rimau, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, pada
Sebelumnya, kontrak Shin Tae-yong selesai pada Juni 2024. Pelatih 53 tahun itu diberi target membawa Timnas Indonesia lolos ke fase gugur Piala Asia U-23 dan membawa Timn
Jelang Perempat Final Piala Asia U-23, Shin Tae-yong Sebut Target Indonesia 50% Lagi
Jabar
21 menit lalu
Timnas Indonesia U-23 merupakan tim debutan di Piala Asia U-23 2024 di Qatar. Kendati begitu, progresivitas anak-anak asuhan Shin Tae-yong tersebut menunjukkan nilai yang
Kemudahan akses terhadap informasi dan dunia luar melalui internet dan media sosial, membuka peluang bagi anak untuk terpapar dengan berbagai budaya dan nilai-nilai baru.
Selengkapnya
Isu Terkini