- Pixabay
VIVA – Perkembangan teknologi yang semakin pesat, membuat banyak orang kini dapat dengan mudah terhubung ke internet. Mereka bisa berselancar di dunia maya, serta menggunakan media sosial untuk berbagi kisah.
Kini, wadah tersebut juga dimanfaatkan untuk banyak hal, mulai dari yang positif seperti berjualan produk hingga menyebarkan isu untuk menjatuhkan pesaing.
Teknik Kampanye Hitam atau black campaign sudah berlangsung sejak lama, dan kini ranah peperangannya berpindah dari papan iklan ke media sosial.
Seperti yang dialami oleh AFC Indonesia, perusahaan yang bernaung di bawah bendera PT H&E Dermatech Indonesia. Mereka mengklaim bahwa saat ini sedang diserang oleh buzzer, yang disewa untuk menghalangi penjualan produk.
General Manager AFC Indonesia, Nicholas Rampisela mengatakan bahwa beberapa waktu lalu sempat beredar informasi kurang akurat soal produk yang mereka tawarkan.
“Ada beberapa orang yang salah paham dengan manfaat produk AFC, tetapi sudah kami luruskan. Kami berharap beberapa pihak yang ingin menyebarkan disinformasi di media sosial, agar menghentikan kegiatannya,” ujarnya di Jakarta, Senin 18 Januari 2021.
Sementara itu, salah seorang buzzer yang enggan dicantumkan namanya mengaku bahwa ia memang mendengar ada gerakan untuk menyerang produk tersebut. Meski demikian, ia mengatakan bahwa tidak terlibat dalam aksi tersebut.
“Kalau mau menggunakan buzzer, pergunakanlah untuk mempromosikan produk dengan cara menjelaskan keunggulannya. Bukan dengan menjegal kompetitor dengan cara-cara yang tidak etis dan curang, seperti melaporkannya ke BPOM. Bersainglah yang sehat,” tuturnya.
“Seperrti saat 2019, di mana berita-berita hoax dengan masifnya merajalela di media sosial. Hasilnya bisa dilihat sendiri, Indonesia menjadi terpecah belah. Ini yang tidak kami harapkan,” kata dia menambahkan.
