VIVAnews - Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menunggu penjelasan dari manajemen PT Bumi Resources Tbk terkait rencana perseroan untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non preemptive rights).
"Kami masih menunggu penjelasan penggunaan dana seperti apa. Nanti Bumi akan menyampaikan, baru kami akan kaji," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito, di sela rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan di Jakarta, Kamis 3 Juni 2010.
Otoritas bursa, Eddy melanjutkan, ingin memastikan agar dana tersebut tidak digunakan untuk membayar utang. "Sesuai peraturan, dana tersebut tidak boleh untuk membayar utang," ujar dia.
Dia menambahkan, Bumi akan diminta untuk memaparkan rencana penggunaan dana terkait aksi korporasi yang akan dilakukan.
Otoritas bursa juga meminta penjelasan manajemen Bumi tentang siapa investor strategis yang bakal menyerap hingga 10 persen saham yang akan dikeluarkan perseroan tersebut.
Mengenai keterlambatan penyampaian laporan keuangan Bumi pada kuartal I-2010, menurut Eddy, BEI hanya menjatuhkan sanksi berupa peringatan tertulis. "Tidak ada denda," ujar dia.
Selama kuartal I-2010, Bumi Resources membukukan laba bersih sebesar US$ 96,8 juta. Perolehan laba tersebut turun 22,2 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 124,53 juta.
Dalam laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan BEI di Jakarta, Rabu 2 Juni 2010, disebutkan, penurunan laba di antaranya terpicu beban pajak penghasilan yang meningkat menjadi US$ 96,19 juta dibanding kuartal I-2009 sebesar US$26,19 juta.
Meski demikian, Bumi memperoleh manfaat pajak penghasilan tangguhan sebesar US$ 8,91 juta dibanding beban pajak tangguhan pada periode sama 2009 yang mencapai US$3,13 juta.
Meski terjadi penurunan laba, pendapatan Bumi Resources sepanjang kuartalĀ pertama tahun ini mencapai US$ 1,01 miliar, atau meningkat 22,1 persen dari sebelumnya US$ 832,66 juta. (hs)
arinto.wibowo@vivanews.com