- www.dicts.info
VIVAnews - Perokok pasif yang terpapar asap rokok dalam waktu lama ternyata lebih menderita daripada perokok aktif. Selain rentan mengidap penyakit fisik seperti asma, jantung dan kanker paru-paru, asap rokok berkaitan dengan peningkatan gangguan mental.
Riset terbaru di Inggris meyebut, bahaya asap tembakau memberi tekanan psikologis, depresi, skizofrenia dan delirium di masa depan.
"Di AS, 60 persen perokok pasif terbukti mengalami gangguan kesehatan fisik dan mental. Orang harus disadarkan dari efek berbahaya asap tembakau," kata pimpinan peneliti, Mark Hamer, dari Departemen Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat di University College London.
Laporan yang terbit dalam edisi online Archives of General Psychiatry bulan Juli mengumpulkan data 5.500 non-perokok dan hampir 2.600 perokok.
Di awal studi, tak satu pun dari peserta memiliki sejarah penyakit mental. Para peneliti mengukur tingkat cotinine di dalam air liur, yang menunjukkan tingkat paparan seseorang terhadap asap tembakau.
Setelah enam tahun, studi menemukan 14,5 persen individu menderita tekanan psikologis. Mereka yang bukan perokok namun terpapar asap rokok hampir 50 persen lebih mungkin mengalami tekanan psikologis daripada yang tidak terpapar asap rokok terus menerus. Sebanyak 41 peserta dilarikan ke rumah sakit jiwa untuk masalah mental seperti depresi, skizofrenia, delirium atau masalah psikiatris lainnya. Mereka ditemukan memiliki tingkat eksposur asap rokok tiga kali lebih tinggi daripada yang lain.
Stanton A. Glantz, profesor kedokteran dan direktur Pusat Pengendalian Tembakau Penelitian dan Pendidikan di University of California, San Francisco, berkomentar asap rokok mempengaruhi kesehatan mental lebih besar daripada sebelumnya.
Dr Ted Schettler, Direktur ilmu tentang Kesehatan Lingkungan Sains dan Jaringan, menambahkan, bahwa kemungkinan nikotin berkaitan dengan peningkatan masalah psikologis.
"Orang-orang yang stres biasanya lebih banyak berada pada lingkungan yang penuh asap rokok."