- AP Photo/Mary Altaffer
VIVAnews - Harga minyak mentah di bursa New York kini melonjak hingga lebih dari 3%. Lonjakan ini dipicu oleh konfirmasi dari pemerintah AS bahwa persediaan minyak mentah turun, dan itu menjadi pertanda naiknya konsumsi sumber energi.
Menurut laman harian The Wall Street Journal, harga minyak mentah untuk kontrak Juli naik US$2,39 atau 3,3% menjadi US$74,38/barel. Di bursa London, harga minyak Brent naik US$1,97 atau 2,7% menjadi US$74,27.
Memperkuat sejumlah survei, data mingguan Departemen Energi AS mengungkapkan persediaan minyak mentah per pekan lalu turun 1,8 juta barel. Jumlah ini lebih besar dari survei API dan Watts.
Dengan demikian, ini pertama kali sejak Januari lalu persediaan minyak di AS turun dalam dua pekan berturut-turut. Kenaikan harga menunjukkan pasar minyak mentah kali ini tidak terpengaruh oleh perkembangan di bursa saham Wall Street - yang mengalami penurunan indeks.
Ironisnya, penurunan indeks-indeks di Wall Street dipicu oleh terperosoknya harga saham sejumlah perusahaan energi terkait kian buruknya masalah menimpa British Petroleum (PB). Perusahan minyak Inggris itu belum mampu mengatasi bocornya sumur minyak mentah dari satu kilang yang dikelolanya di perairan selatan AS.(np)