- rediff.com
VIVAnews - Fabio Capello tak pernah berniat melepaskan pekerjaan sebagai pelatih Inggris meski kritikan menghantam skuad itu. Inggris nyaris terdepak dari Piala Dunia 2010 dan lolos sebagai runner up Grup C.
Sebagai informasi, Fabio digaji £6 juta atau setara dengan Rp13,5 miliar setahun. Spekulasi mengenai pergantian Capello dari posisi pelatih menyeruak saat Inggris berada di ujung tanduk sebelum melawan Slovenia. Inggris hanya mampu mengumpulkan 2 poin dari dua laga sebelumnya, melawan Amerika Serikat dan Aljazair.
Namun, orang dekat Capello membantah dan mengatakan pengunduran diri tidak pernah ada di kepala Capello. "Dia (Capello) tidak pernah menimbang hal semacam itu. Capello tidak pernah lari dari masalah hidupnya. Jadi, saya tidak pernah percaya kalau dia berniat keluar dari Inggris," kata orang dekat yang tidak mau disebutkan namanya kepada ESPNSoccernet, Jumat 25 Juni 2010.
Dia menilai Capello adalah seorang petarung dan selalu melawan apapun dan siapapun. "Dia bukan tipe yang lari dari masalah. Jadi, itu pasti tidak ada di kepalanya."
Inggris meraih tiket ke putaran kedua setelah mengalahkan Slovenia 1-0. Sempat ada rumor bahwa Capello akan berhenti jadi pelatih Inggris jika Three Lions gagal melaju ke 16 besar. Hal ini diperparah dengan masalah internal skuad, salah satunya adalah perseteruan Capello dengan pemain asuhannya, John Terry.
Ternyata, masalah ini bukan hal besar. "Dia menikmati kerja sama dengan federasi sepakbola (Inggris) dan tim Inggris. Dia mencintai semua momen kebersamaan dengan para pemain," kata sumber di internal skuad Inggris.
Menurut sumber ini, media massa terlalu membesarkan isu yang sebenarnya masalah kecil. Dia mengakui Slovenia bisa saja maju ke 16 besar dan mengalahkan Inggris. Tapi, faktanya, Inggris bisa bermain lebih baik dan mengalahkan negara kecil itu. "Kadang anda dapat skor, kadang tidak. Yang penting, tim lebih percaya diri untuk maju terus," jelasnya.
Inggris akan menghadapi Jerman, juara Grup D pada laga 16 besar di Stadion Free State, Minggu 27 Juni 2010.
Risma Belum Bisa Imbangi Khofifah untuk Pilkada Jawa Timur, Menurut Pengamat
Pengamat politik menyebut Khofifah Indar Parawansa lebih memiliki modal jaringan politik untuk Pilkada Serentak 2024 daripada Tri Rismaharini alias Risma.
