Dagang dengan China, Indonesia Rugi Rp19 T

DR. Rusman Heriawan (Kepala Badan Pusat Statistik)
Sumber :
  • Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Perdagangan Indonesia dengan China sejak Januari sampai dengan Mei tahun 2010 tercatat merugikan Indonesia.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan menuturkan, kerugian tercatat sebesar US$2,11 miliar atau sekitar Rp19,18 triliun.
 
"Jadi kalau dagang dengan China, kita tekor. Sebab, angkanya paling tinggi dibanding yang lain," kata Rusman dalam konferensi pers di Kantor BPS, Kamis 1 Juli 2010.

Perburuan Alien Belum Usai, Kawan

Indonesia, Rusman menambahkan, utamanya paling banyak tergantung China untuk produk elektronik.
 
Tak hanya dengan China, lanjutnya, kegiatan dagang Indonesia yang rugi juga terjadi dengan Thailand dengan kerugian US$1,15 miliar, Singapura sebesar US$202,6 juta, dan Australia tercatat sebesar US$738,1 juta.
 
"Dengan Australia, karena kita terlalu tergantung daging sapi, garam, dan hasil tambang. Lalu Thailand, jualan segala macam produk buah," katanya.
 
Namun, Rusman mengatakan meski ada rugi, neraca perdagangan Indonesia per Januari-Mei tercatat masih surplus sebesar US$8,84 miliar. Angka ini tentu saja akan menambah jumlah cadangan devisa yang dikelola Bank Indonesia.
 
"Khusus untuk Mei saja itu surplusnya US$2,47 miliar, sedang secara kumulatif mulai Januari-Mei adalah US$8,84 miliar," ujar Rusman.
 
Surplus ini utamanya, karena perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat masih surplus US$ 1,5 miliar. Sedangkan dengan Korea Selatan sebesar US$734,8 juta, kemudian diikuti perdagangan surplus lainnya yakni dengan negara Inggris, Prancis, Jerman, dan beberapa negara lain dalam jumlah kecil.

Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono

MK Sudah Putuskan, Dave Laksono Minta Tak Ada Lagi Tuduhan Politisasi Bansos

Semua pihak seharusnya mengakhiri perdebatan terkait Pilpres 2024 setelah Mahkamah Konstitusi atau MK, menyampaikan putusannya. Putusan itu kukuhkan Prabowo-Gibran menang

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024