Jepang "Puji" Cara Indonesia Pangkas Subsidi

Lapangan Minyak
Sumber :

VIVAnews - Japan Credit Rating Agency Ltd menilai pemerintah Indonesia telah berhasil mengurangi beban utang publik dengan pengelolaan fiskal yang hati-hati. Poin ini menjadi salah satu dari sejumlah poin mengapa JCR menaikkan peringkat utang RI menjadi investment grade.

"Reformasi subsidi menjadi ujian bagi pengelolaan fiskal Indonesia," demikian pernyataan JCR pada Selasa, 13 Juli 2010.

Subsidi yang telah menjadi beban berat pada saat krisis Asia beberapa waktu lalu, dalam beberapa tahun ini telah ada perbaikan secara signifikan. Itu berkat manajemen fiskal yang bijaksana, serta didukung oleh kerangka disiplin fiskal seperti diatur dalam UU Keuangan Negara.

Beban utang fiskal, dalam pengamatan JCR, telah menurun tajam. Itu terlihat pada rasio utang pemerintah pusat turun menjadi 28 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada akhir 2009, serta rasio pembayaran bunga terhadap total pengeluaran fiskal menjadi 10% pada 2009.

Pembiayaan defisit fiskal dilakukan melalui penerbitan obligasi dalam negeri, dimana sekitar 80 persen dari surat utang tersebut dimiliki oleh investor domestik seperti bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan reksadana.

Untuk jangka menengah, JCR menilai positif upaya pemerintah menetapkan kerangka fiskal dengan menurunkan target defisit anggaran dari 2,1 persen PDB pada 2010 menjadi 1,1 persen pada 2014. Subsidi BBM dan listrik, yang masih menjadi beban berat karena mencakup 18 persen dari anggaran 2010, berpotensi meningkat tergantung pada harga minyak internasional, produksi minyak dalam negeri dan konsumsi BBM di dalam negeri.

Untuk menekan beban subsidi tersebut, pemerintah menaikkan tarif listrik mulai Juli 2010 dan berencana membatasi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi. "Reformasi subsidi menjadi batu ujian atas kemauan dan kemampuan pemerintah dalam menjalankan reformasi secara keseluruhan," kata JCR.

Japan Credit Rating Agency, Ltd (JCR) memperbaiki rating Indonesia hingga mencapai level Investment Grade, pada 13 Juli 2010. Perbaikan rating oleh JCR dilakukan untuk foreign currency long-term senior debt dari semula BB+ menjadi BBB- dan local currency long-term senior debt dari semula BBB- menjadi BBB, dengan outlook masing-masing stable.

Selain faktor pengelolaan fiskal yang bijaksana, JCR menyatakan bahwa peningkatan ini mencerminkan sejumlah hal. i) meningkatnya stabilitas politik dan sosial seiring dengan kemajuan dalam demokratisasi dan desentralisasi, (ii) prospek pertumbuhan ekonomi berkelanjutan didukung oleh solidnya permintaan domestik, (iii) Indonesia semakin resilience terhadap guncangan eksternal karena akumulasi cadangan devisa dan peningkatan kapasitas untuk pengelolaan utang luar negeri dan (iv) upaya yang dilakukan oleh pemerintahan Yudhoyono untuk meletakkan kerangka penanganan permasalahan struktural terutama dalam pembangunan infrastruktur.

Yoshihiko Tamura dan Satoshi Nakagawa, sovereign analyst utama JCR untuk Indonesia, percaya bahwa Indonesia akan mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan kesehatan fiskal di tahun-tahun mendatang.

JCR terakhir kali memberikan rating action terhadap Indonesia pada 7 Juli 2009, ketika sovereign rating diupgrade menjadi BB+ dengan outlook stabil. Dengan upgrade rating oleh JCR ini, posisi Foreign Currency Long-Term Senior Debt adalah BBB-/Stable dan Local Currency Long-Term Senior Debt adalah BBB/Stable.

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang
Edukasi Media Center Haji 1445 H/2024

Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Mulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji, tata cara, hingga kesehatan serta keselamatan selama di Tanah Suci dapat disebarkan secara luas dan cepat melalui media.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024