- Adri Prastowo
VIVAnews - Meski Japan Credit Rating Agency Ltd menaikkan peringkat utang valas jangka panjang senior Indonesia ke level investment grade atau menjadi BBB- dari BB+, ING Securities justru berpendapat sebaliknya.
Head of Research ING Securities, Tim Condon, menilai Indonesia belum akan mencapai peringkat investment grade dalam waktu dekat. "Indonesia saat ini masih solid untuk BB, masih terlalu dini untuk masuk ke investment grade," kata dia dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis 15 Juli 2010.
Tim beralasan, stabilitas pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) menjadi salah faktor pertimbangan mengapa Indonesia belum bisa masuk ke investment grade. "Jika PDB selama dua tahun stabil, Indonesia baru bisa masuk kategori investment grade," ujar dia.
Mengenai kenaikan peringkat utang valas jangka panjang senior Indonesia ke investment grade oleh Japan Credit Rating Agency Ltd, menurut Tim, hal itu cukup positif. "Tapi, sekali lagi, saya ingin melihat pertumbuhan PDB yang dijanjikan Menteri Keuangan," tutur Tim.
Semakin membaiknya peringkat Indonesia, menurut dia, memberikan dampak positif sejak awal 2010. Salah satunya adalah arus modal masuk (capital inflow) ke Indonesia yang cukup deras. Bahkan, krisis utang di Yunani dan beberapa negara Eropa sama sekali tidak berpengaruh.
Dalam bulan-bulan terakhir, aliran dana ke Indonesia semakin deras, nilai tukar rupiah menguat, dan cadangan devisa meningkat hingga sekitar US$70 miliar.
Selain itu, dia melanjutkan, pasar surat berharga negara (SBN) bullish, investor asing net buying hingga Rp40 triliun, dan imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) rupiah turun sampai dengan 150 basis poin (bps).
Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia
Masyarakat baru saja merayakan Puasa Ramadan dan Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2024, pada momen itu mayoritas masyarakat menjalankan tradisi mudik ke kampung halaman. Dari
