- www.securityextra.com
VIVAnews - Sebagai negara berpopulasi terbesar keempat terbesar di dunia, Indonesia menjadi salah satu mesin ekonomi yang menawarkan pertumbuhan dan prospek bisnis luar biasa.
Senior Executive and Corporate Banking Head HSBC Indonesia, Mark Emmerson, menyatakan banyak ketertarikan pada sumber daya alam Indonesia.
Sumber daya alam ini meliputi pertambangan dan pertanian. Industri pertambangan tumbuh sekitar 10 persen pertahun. Sementara bisnis pertanian mencapai 14,4 persen dari gross domestic product (GDP) Indonesia pada 2009. Tren ini, kata Emmerson, akan terus berlanjut.
"Indonesia memiliki nilai tambah pada sumber daya alamnya. Mereka lebih memilih mengembangkan sumber daya ini menjadi produk daripada sekadar mengekspor mentahnya," kata Emmerson kepada StarBizWeek dalam acara Activate Asia: Insight Indonesia yang diselenggarakan Chinese Chamber of Commerce and Industry of Kuala Lumpur and Selangor (KLCCCI) dan HSBC Bank di Kuala Lumpur.
Sementara pasar domestik yang memiliki populasi besar menyumbang 65 persen GDP yang mencapai US$547 miliar. "Konsumsi domestik adalah pasar yang masif, di populasi muda, modern dan makmur," kata Emmerson dilansir the Star Online, Sabtu 17 Juli 2010. Pasar produk halal juga memiliki kesempatan besar karena 80 persen populasinya adalah muslim.
Emmerson menyatakan, Malaysia termasuk 10 besar investor di Indonesia, dengan kontribusi 1,5 persen dari total penanaman modal asing di Indonesia. Investasi Malaysia mencapai US$129 juta, mulai dari sektor telekomunikasi, keuangan sampai jasa.
Untuk industri perbankan, Emmerson menyebut perbankan Islam memiliki pertumbuhan potensial. HSBC berencana mengembangkan perbankan syariah ini untuk Indonesia.
Sementara untuk angka inflasi, Emmerson menyebutnya moderat. "Sejumlah negara di Asia telah menaikkan patokan dasarnya, namun Indonesia belum melakukannya. Indonesia mempertahankannya pada 6,5 persen, dan laporan terakhir mungkin naik ke 7 persen. Inflasi sepertinya di bawah kendali," kata Emmerson.