- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - PT Pertamina (Persero) berencana mencairkan pinjaman siaga (standby loan) senilai US$250 juta untuk mengantisipasi pertambahan volume Bahan Bakar Minyak (BBM) kewajiban layanan umum (public service obligation/PSO).
"Bisa saja standby loan US$250 itu diambil," kata Direktur Keuangan Pertamina Afdal Bahaudin di sela-sela sosialisasi LPG di Petamburan I, Jakarta, Jumat 30 Juli 2010.
Menurut Afdal, dari analisa yang dibuat Pertamina, diperkirakan BBM subsidi bakal meningkat dari perkiraan sebanyak 36,5 juta kiloliter (KL) dalam APBN-2010 menjadi 40 juta KL.
Ia beralasan, pilihan untuk menyairkan pinjaman siaga tersebut diambil karena Pertamina juga membutuhkan dana talangan untuk menalangi subsidi pemerintah.
"Kalau terms and condition dengan sindikasi tersebut sama, kita akan pakai dana sindikasi," kata Afdal menjelaskan kemungkinan pencairan lain jika ada rencana investasi lainnya. "Daripada harus shopping atau mencari lagi.".
Untuk penyaluran BBM PSO, Pertamina mengaku perusahaannya merupakan salah satu yang akan menyalurkan BBM bersubsidi itu. (umi)
Hasto PDIP Jawab Tudingan Jadi Penghambat Pertemuan Jokowi-Megawati
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespons pernyataan Ketua Joman Noel yang menyebut dirinya sebagai penghambat pertemuan antara Megawati dengan Jokowi dan Prabowo
