Penyakit Rabies Masih 'Menghantui' Bali

vaksin rabies
Sumber :
  • Wima Saraswati/VIVAnews

VIVAnews - Epidemi penyakit anjing gila atau rabies menjadi momok di Bali -- kota dengan tiga juta penduduk sekaligus salah satu tujuan wisata utama di Asia.

Tercatat, 78 orang tewas dalam waktu dua tahun, diduga masih ada kematian yang belum dilaporkan.

Salah satu yang jadi korban adalah Putu Valentino Rosiadi. Bocah delapan tahun ini seharusnya duduk di kelas 3 Sekolah Dasar bulan ini. Namun, bukannya membeli seragam dan buku tulis baru -- ia tewas digigit anjing gila.

Valentino saat itu sedang berada di depan pintu saat seekor anjing tiba-tiba melompat dan menyerangnya, Mei lalu. Anjing itu menggigit betis kanan Valentino. Dia sempat dibawa ke rumah sakit, yang lalu mengizinkannya pulang.

Namun, petaka terjadi. Awal bulan Juli, demam tinggi menyerangnya. Dua hari kemudian, Valentino menghembuskan nafas terakhir.

"Dia terus mengigau. Ada busa yang keluar dari mulutnya. Tubuhnya bergetar hebat," kata ayah korban, Komang Suda (32).

Suda yang terpukul yakin, anaknya meninggal karena rabies. Selain gejala-gejalanya mirip, ada dua anjing di desanya yang positif rabies. Namun, hingga kini belum dipastikan penyebab tewasnya Valentino.

"Jelas, aku marah, tapi tidak banyak yang bisa kulakukan. Anak saya sudah meninggal dan tidak ada yang bisa membawanya kembali," kata Suda, dengan air mata meleleh.

Banyaknya laporan gigitan anjing di Pulau Dewata membuat pemerintah kewalahan. Dalam semester pertama tahun ini, ada 30.000 laporan gigitan anjing.

"Kami memiliki masalah serius dengan vaksin anti-rabies untuk manusia. Kami membutuhkan bantuan," kata Kepala Dinas Kesehatan Bali, I Nyoman Sutedja.

Rumah sakit di seluruh Bali telah menghadapi masalah kekurangan vaksin.

"Yang menyedihkan adalah mereka pergi ke rumah sakit dan mereka lalu pulang karena rumah sakit itu tidak memiliki vaksin," kata Janice Girardi, warga Amerika yang menjalankan organisasi nirlaba, Bali Animal Welfare Association.

 "Kemudian mereka pulang dan mati."

Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Australia, telah mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warga negaranya untuk untuk mempertimbangkan mendapatkan vaksin antirabies sebelum ke Bali.

Para wisatawan juga diminta menghindari kontak dengan anjing. Tak hanya warga lokal, sejumlah turis asing telah melaporkan gigitan anjing, namun tidak ada yang berakibat fatal.

Anjing di Bali, di antaranya banyak yang kudisan, adalah pemandangan yang biasa di Bali. Mereka mencari makan dari restoran dan tumpukan sampah. Mereka hidup di antara penduduk lokal dan wisatawan.

"Secara budaya, sulit untuk meyakinkan orang bahwa anjing dapat membawa penyakit," kata Sutedja. "Orang Bali percaya bahwa anjing akan membawa mereka ke surga." (AP) (hs)

Apple Kehilangan Posisi sebagai Perusahaan Smartphone Teratas, Kalah Saing dengan Samsung
Isa Bajaj.

Kondisi Anak Isa Bajaj Alami Kekerasan Kemaluan Ditendang, Sampai Periksa ke Poli Kandungan

Putri Isa Bajaj yang bernama Ceria baru saja mengalami kejadian tak menyenangkan ketika sedang bermain di sekitar Alun-alun Magetan, Jawa Timur. Anaknya alami kekerasan.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024