Golput Menang Lagi di Pilkada Ulang Surabaya

Pemilih usai mencoblos di Pemilihan Walikota Surabaya 2010
Sumber :
  • Antara/ Bhakti Pundhowo

SURABAYA POST- Suara golongan putih (golput) dalam pemilihan walikota (pilwali) coblos ulang 1 Agutus 2010 tetap menang. Bahkan, golput pada pilwali coblos ulang mencapai 60 persen dari jumlah pemilih di lima kecamatan dan dua kelurahan yang harus diulang pemungutan suaranya.

Banyaknya suara golput yang mencapai di atas 60 persen lebih ini menandakan pilwali coblos ulang 1 Agutus kemarin sudah tidak menarik simpati masyarakat. Pilwali dianggap angin lalu dan tidak berarti bagi mereka. Kondisi ini sudah tentu membuat suara Arif Afandi-Adis Kadir (Cacak) tetap kalah dari pesaingnya Risma-Bambang (Ridho).

“Masyarakat sudah jenuh dan apatis dalam memandang pilwali. Meski pilwali jadi penentu roda pemerintahan kota (pemkot), tapi tampaknya masyarakat tetap cuek. Masyarakat banyak yang beranggapan siapa pun yang menang tidak akan berpengaruh bagi hidupnya,” kata Hariadi pengamat politik Unair, Senin 2 Agustus 2010.

Selain itu, katanya, penyebab dari banyaknya golput karena sosialisasi pilwali coblos ulang dari KPU Kota Surabaya belum maksimal. Apalagi menjelang pilwali penentuan tanggal pilwali coblos ulang masih diperdebatkan antara DPRD Surabaya dan KPU. Dewan menghendaki pilwali 1 Agustus diundur, sedangkan KPU tetap menetapkan 1 Agustus.

Kondisi ini membuat masyarakat bingung. Mereka ada yang sengaja tidak mencoblos, tapi ada juga masyarakat yang sebenarnya ingin mencoblos lalu membatalkan ikut coblosannya karena sudah menjadwalkan diri keluar kota atau ikut acara lain.

Dari sebanyak 2.142.899 yang memiliki hak suara, hanya 906.651 orang yang mencoblos. Kondisi ini menunjukkan golput dalam pilwali Surabaya masih sangat tinggi. “Suara Cacak terbesar di kalangan menengah ke bawah, sementara kalangan itu pada pilwali kemarin banyak yang tidak nyoblos sehingga suara Cacak hilang. Sementara suara Risma-Bambang yang juga kurang dari yang diprediksikan selama ini murni suara PDIP. Suara ini merupakan dukungan kuat kepada kepada Bambang DH,” katanya.

Padahal sebelumnya, pasangan Cacak yang didukung Partai Demokrat, Golkar dan PAN diprediksi akan memenangkan pilwali dengan perolehan suara 418.868.  Demikian pula dengan pasangan Risma-Bambang. Pasangan yang didukung PDIP ini akan kalah dengan Cacak karena suaranya tidak lebih lebih dari 189.010 suara. Namun, kenyataaannya Ridho untuk sementara dinyatakan unggul dari pasangan Cacak.

Erlangga Pribadi, pengamat politik Unair lainnya mengatakan, kemenangan suara golput sudah diprediksi sejak awal. Bila golput ini menang berarti akan mengurangi suara pasangan Cacak karena sebagian besar suara Cacak berada di kalangan ini, terutama keluarga dari kalangan menengah ke bawah.

Kondisi ini sangat menguntungkan pasangan Risma-Bambang yang selama ini menjaring suara dari kalangan menengah ke atas dan pemilih loyal dari PDIP. “Kalau kalangan menengah ke atas kan banyak yang memilih dana ditambah suara loyal dari PDIP saya kira sudah cukup banyak,” katanya.


Purnomo Siswanto

Viral! Warung Kelontong di Spanyol Mirip di Indonesia, Netizen: Ini Mah Warung Madura
Hard Gumay

Ramal Sandra Dewi dan Harvey Moeis, Hard Gumay: Pokoknya Selesai

Terhadap perkembangan kasus korupsi tersebut, Hard Gumay memprediksi bahwa kisah Sandra Dewi dan Harvey Moeis akan selesai. Meskipun dia tidak menjelaskan secara rinci.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024