- VIVAnews
VIVAnews - Beberapa waktu lalu, Research In Motion (RIM), produsen smartphone BlackBerry dipaksa Arab Saudi untuk memperkenankan pemerintah negara tersebut memeriksa komunikasi di jaringan mereka.
Kini, pihak yang berwenang di India meminta hak yang sama. Bahkan memberikan tenggat waktu, tepatnya 31 Agustus.
Jika pada tanggal tersebut pemerintah India belum bisa memantau isi komunikasi di antara pengguna BlackBerry asal negeri tersebut, 1 juta pelanggan BlackBerry di sana tidak akan dapat mengakses layanan yang disediakan RIM.
Selama bertahun-tahun, RIM telah melakukan enkripsi terhadap data yang dibuat oleh pengguna BlackBerry. Tujuannya adalah agar pihak ketiga tidak bisa menyabot pesan tersebut dengan cara apapun.
Sayangnya, seperti dikutip dari Softpedia, 15 Agustus 2010, pemerintah di sejumlah negara ingin memonitor transmisi apapun terkait dengan negara mereka. Artinya, RIM harus menyediakan apapun yang diminta termasuk saat pengguna BlackBerry mengirimkan pesan, email, dan lain-lain.
“Setelah pembicaraan, perwakilan RIM sepakat bahwa mereka akan menyediakan metadata dari pesan misalnya alamat IP dari BES dan PIN serta IMEI dari perangkat BlackBerry,” sebut memo yang dibuat Department of Telecommunications India. (umi)