- ANTARA/Reuters-Daniel Munoz
VIVAnews - Pemerintah memperkirakan laju pertumbuhan ekspor impor 2011 diperkirakan membaik kendati mengalami perlambatan dibandingkan 2010.
Ekspor Indonesia ke sejumlah negara tahun depan diproyeksikan tumbuh 8,3 persen atau melambat dibandingkan 2010 yang mencapai 12,2 persen. Sementara itu, impor hanya tumbuh 9,3 persen atau turun dibandingkan perkiraan 2010 sebesar 15 persen.
"Pada 2011, seharusnya ekspor bisa mencapai 10-12 persen. Sedangkan impor kemungkinan bisa lebih tinggi," kata Menteri Perdagangan Mari E Pangestu dalam konferensi pers tentang nota keuangan dan RAPBN 2011 di Kantor Ditjen Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin 16 Agustus 2010.
Menurut Mari, pertumbuhan ekspor tahun ini diperkirakan melampaui target Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) sebesar 10-14 persen. Hal itu terlihat dari pertumbuhan ekspor pada semester I-2010 yang mencapai 18 persen dari target 7-8,5 persen.
Mari memperkirakan tingginya pertumbuhan impor pada 2011 karena adanya kegiatan investasi dan pembangunan infrastruktur. Kondisi itu menyebabkan dana asing akan masuk ke Tanah Air, karena menganggap kondisi ekonomi Indonesia yang sudah lebih baik.
Pemerintah pada tahun depan berupaya untuk meningkatkan ekspor melalui kebijakan perdagangan luar negeri yang diarahkan pada peningkatan daya saing produk ekspor nonmigas dan diversifikasi pasar.
Sejumlah strategi yang disiapkan di antaranya meningkatkan ekspor nonmigas untuk sejumlah produk yang mempunyai nilai tambah lebih besar, berbasis sumber daya alam, serta permintaan tinggi.
Strategi lain adalah mendorong ekspor produk kreatif dan jasa, upaya diversifikasi pasar tujuan ekspor, menitikberatkan upaya perluasan akses pasar, promosi, dan fasilitas ekspor nonmigas di kawasan Afrika dan Asia. (sj)
Isi Ramalan Prabu Jayabaya yang Sebut Cerminkan Pemimpin Indonesia
Pada Kitab Musasar Jayabaya disebutkan bahwa, di bait 18 disebutkan sempat meramalkan para pemimpin cerdas yang dimiliki Indonesia. berikut isi salah satu bait penjelasan
