Anindya: Merger Flexi-Esia Agar Kompetitif

- Bakrie Telecom
VIVAnews – PT Bakrie Telecom Tbk menyatakan akan berkonsultasi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyusul rencana konsolidasi produk Esia dengan Flexi milik PT Telkom Indonesia, Tbk. Sebelumnya, KPPU mengimbau kedua perusahaan agar berkonsultasi dahulu sebelum aksi korporasi dijalankan.
“Kami akan melakukan konsultasi pada saat yang tepat. Kalau belum ada kesepakatan, apa yang mau dikonsultasikan?” ujar Direktur Utama bakrie Telecom Anindya Bakrie di Kantor Kadin, Jakarta, Selasa, 21 September 2010. "Tentu kami akan konsultasikan sesuai ketentuan yang berlaku."
Anindya mengungkapkan pembicaraan soal ini sudah berlangsung cukup lama, satu setengah tahun. "Konsolidasi itu akan win-win dan solid," katanya.
Soal kekhawatiran terciptanya monopoli, masih menurut Anindya, industri telepon seluler saat ini sudah menjadi satu kesatuan. Baik CDMA ataupun GSM memiliki banyak kesamaan dalam pembayaran, kebiasaan pengguna, dan sama-sama berbasis frekuensi
Selain itu, jumlah pelanggan CDMA hanya sekitar 23-24 persen dari jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia. “Jumlah pemakai CDMA hanya 33 juta dari total 170 juta, hanya 20 persenan," kata Anindya.
Jadi, menurutnya, meski Flexi-Esia bergabung, jumlahnya masih kecil dibandingkan keseluruhan pasar seluler. Selain itu, dengan konsolidasi pemain CDMA, maka akan muncul entitas baru yang akan dapat bersaing secara sehat dengan tiga besar pemain seluler lainnya.
"Kami tidak ingin melangkahi KPPU, tapi ini ada argumennya, dan bukan monopoli,” ia menegaskan. (kd)