Investor Super Kaya Mulai Borong Emas

Ilustrasi/Emas Batangan
Sumber :
  • VIVAnew/Ist

VIVAnews - Sejumlah orang kaya di dunia telah menanggapi kekhawatiran ekonomi dengan membeli emas dalam jumlah besar. Bahkan pembelian ini bukan dalam hitungan batangan lagi, tapi sudah ton-tonan.

Dalam laporan ABC, Senin 4 Oktober 2010, orang terkaya dunia ini telah mengalihkan aset dari sistem keuangan yang dulunya menyokong keuntungan besar bagi mereka.

Eksekutif UBS Josef Stadler mengatakan bahwa ketakutan penurunan ekonomi yang luar biasa telah meningkatkan selera memburu emas dan saham perusahaan tambang bagi para investor.

"Mereka tidak hanya membeli ETF (reksa dana yang diperdagangkan di bursa) atau bursa berjangka, tapi juga membeli emas fisik," kata Stadler yang menjalankan jasa untuk klien dengan aset US$50 juta. Pesan tersebut disampaikannya di acara "Reuters Global Private Banking Summit" di Jenewa, Swiss.

UBS merekomendasikan klien papan atas agar 7-10 persen aset mereka ditanamkan dalam logam mulia seperti emas. Harga emas terus melambung, pada Senin kemarin diperdagangkan pada US$1,314 per ons, mendekati harga tertinggi pekan lalu.

"Kami memiliki contoh yang jelas, dari beberapa klien kami ada yang membeli lebih dari satu ton emas," ujar Stadler. Pada harga saat ini, pembelian ini bernilai sekitar US$ 42 juta.

Kepala investasi Julius Baer untuk Asia juga merekomendasikan bahwa investor kaya untuk menanam beberapa aset mereka di emas. Ini dilakukan sebagai sikap defensif setelah serangkaian data ekonomi Amerika Serikat loyo. Selain itu, investor juga khawatir terhadap pelemahan mata uang dolar AS.

"Saya melihat emas sebagai asuransi," kata Van Anantha-Nageswaran. "Saya sarankan minimal 10 persen dalam portofolio dan sisanya akan digunakan untuk perdagangan."

Peringatan Bubble
Kenaikan emas yang sangat signifikan dikhawatirkan sebagai gelembung (bubble) yang siap meletus kapan saja. Sehingga harga emas bisa terkoreksi lagi ke harga sebenarnya.

Pengusaha dan mantan pialang paling sukses selama 50 tahun terakhir, George Soros, memperingatkan investor agar tidak terjebak dalam gelembung besar ini. Dia mengatakan kepada investor bahwa investasi emas saat ini sudah jelas tidak lagi aman.

Menurut Soros, penggelembungan harga emas sudah terjadi sejak Februari lalu. Saat itu harga emas telah menyentuh US$1.150 per ons, dan spekulasi ini tidak akan ada akhirnya.

Gak Betah Jadi Duda, Anwar Fuady Bakal Nikah Lagi di Umur 77 Tahun

"Siapa pun yang melakukan transaksi emas sejak Februari, dia akan rugi besar," katanya, dalam sidang Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, beberapa waktu lalu.

Menurut Soros, harga logam mulai ini sudah tidak lagi mencerminkan nilai fundamental riil yang ada. Investor telah membeli emas yang sudah naik, dengan harapan bisa terus meningkat. Naiknya harga telah menciptakan permintaan bagi mereka sendiri. (hs)

Ilustrasi Demam Berdarah Dengue (DBD)

Waspada! DBD di Indonesia Melonjak Hampir 3 Kali Lipat pada Kuartal I 2024

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Indonesia pada kuartal I tahun 2024. Hingga Maret 2024, terdapat 43.271 orang yang menderita DBD dan 343 jiwa meregang nyawa.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024