- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Meski gagal memperoleh restu dari pemegang saham guna mengakuisisi PT Bank Bukopin Tbk, PT Jamsostek (Persero) diizinkan untuk menyerap penerbitan saham baru (rights issue) PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk.
Izin itu seiring kepastian pelaksanaan rights issue kedua bank pelat merah tersebut yang dijadwalkan pada akhir 2010 dan 2011.
"Bagus saja kalau Jamsostek masuk, bisa kami berikan restu," kata Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis 7 Oktober 2010.
Mustafa meyakini rencana Jamsostek membeli saham baru BNI dan Bank Mandiri akan meningkatkan pamor perusahaan, selain memperkuat permodalan dan aset BNI.
"Yang penting, yang mempunyai modal (diberikan) untuk yang butuh modal. Dua perusahaan tidak apa-apa, kalau mereka mampu," katanya.
Sementara itu, terkait pembelian Bukopin, Mustafa mengatakan bahwa keputusan memilih BRI sebagai BUMN yang akan mengakuisisi Bukopin belum sepenuhnya final. Usulan tersebut disampaikan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham minoritas Bukopin.
"Jangan lupa, pemegang saham minoritas sangat tergantung mayoritas yaitu Yayasan Bulog. Pemerintah hanya memiliki 17 persen saham. Jadi belum diputus," katanya.
Meski masih berpeluang, bukan berarti Jamsostek bisa dengan mulus mengakuisisi Bukopin. Sebab, Menteri BUMN secara tegas melarang perusahaan untuk memiliki bank.
"Kalau Jamsostek saya minta tidak melanjutkan, karena pemegang saham Jamsostek itu kita (pemerintah). Jamsostek tidak boleh miliki bank, tapi kalau investasi di bank tidak apa-apa, supaya produktif. Yang penting profitable dan aman," kata Mustafa. (hs)
Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel
Kementerian Luar Negeri Australia memperingatkan bahwa situasi keamanan dapat memburuk dengan cepat, tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.
