- Antara
VIVAnews - Sepanjang Januari hingga September 2010, nilai tukar rupiah menguat 5,01 persen. Penguatan ini kalah dibandingkan dengan mata uang negara-negara tetangga, termasuk ringgit Malaysia.
Dalam rilis Bank Indonesia disebutkan penguatan rupiah masih kalah dibandingkan bath Thailand sebesar 10,25 persen, ringgit Malaysia sebesar 9,04 persen, dolar Singapura sebesar 7,02 persen, dan peso Philipina sebesar 6,04 persen.
Sedangkan, sejak awal tahun hingga September 2010, Gubernur BI Darmin Nasution sebelumnya mengungkapkan penguatan nilai tukar Rupiah juga berada di tengah-tengah dibandingkan dengan mata uang negara Asean lainnya.
Dari awal tahun hingga akhir September, kata dia, untuk beberapa negara Asean seperti mata uang Thailand (Bath) menguat 9,27 persen, Filipina (Peso) menguat 5,08 persen, dan Malaysia (Ringgit) menguat 11,01 persen. Sedangkan mata uang rupiah menguat 5,6 persen.
Pelemahan mata uang dolar terhadap mata uang Asia juga berdampak terhadap bertambahnya pinjaman luar negeri Indonesia, khususnya dalam mata uang yen Jepang. "Apresiasi Yen berdampak pada peningkatan posisi pinjaman luar negeri yang seolah-olah menjadi naik karena dihitung dalam valuta dolar AS. Porsi pinjaman luar negeri dalam yen sekitar 30 persen," ujar pernyataan Bank Indonesia.
Namun dampak penguatan yen terhadap dolar tidak banyak berpengaruh pada posisi pinjaman luar negeri swasta, mengingat pangsa rata-rata pinjaman luar negeri swasta dalam bentuk yen relatif kecil, hanya sekitar 7,6 persen. (hs)