- Asian Human Rights Commission
VIVAnews -- Video kekerasan sekelompok orang berbaju loreng dan menyandang senapan tempur terhadap warga Papua menggegerkan jagad Maya. Ini bahkan sudah jadi isu internasional.
Tonton videonya di sini.
Melihat kasus itu, Kodam 17 Cenderawasih tak tinggal diam. Komando militer tertinggi di Papua ini akan membentuk tim untuk menyelidiki apakah pelaku kekerasan itu benar prajurit TNI.
''Video itu akan diselidiki dan jika benar anggota TNI yang melakukan kekerasan, akan ditindaklanjuti serta diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,'' ujar Pangdam 17 Cenderawasih Mayor Jenderal Hotma Marbun saat dikonfirmasi Rabu 20 Oktober.
Kata jenderal bintang dua itu, tak butuh waktu lama untuk menyelidikinya. "Bisa saja itu bukan dilakukan TNI, inilah yang akan coba diselidiki."
Secara terpisah, Juru Bicara Kodam 17 Cenderawasih, Letkol Susilo mengatakan pihaknya juga telah berkomunikasi dengan pihak-pihak lain -- untuk meminta masukan terkait video itu.
Sementara, tahap pertama dalam penyelidikan adalah menentukan lokasi kejadian.
"Jika lokasi telah ditentukan, akan mudah melakukan pendalaman," kata dia.
Terkait waktu, Susilo mengaku kurang yakin terjadi tahun ini, apalagi Oktober. Kata dia, bisa jadi itu kejadian lama yang dimunculkan kembali untuk merusak citra pemerintah dan TNI.
Dijelaskan Susilo, di Papua masih ada kelompok tertentu yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Bisa saja video itu dibuat dan disebarkan dengan tujuan mendiskreditkan TNI -- seolah-olah TNI masih menggunakan kekerasan dalam pelaksanaan tugasnya.
Padahal, kata dia, TNI saat ini menjunjung HAM dalam melaksanakan tugasnya. Tak terkecuali di Papua. Ia pun mempertanyakan maksud pihak-pihak yang mengungkap adegan sadistis ini.
"Seandainya gambar di video itu benar prajurit TNI, kenapa di-blow up? Sementara aksi kekerasan dan pembunuhan sadis yang dilakukan kelompok sipil bersenjata di Papua tidak pernah diangkat. Berarti ini kan kerjaan kelompok tertentu yang selalu ingin merongrong NKRI,'' kata dia.
Namun, apapun hasil investigasi, pihak Kodam akan mengumumkan secara transparan kepada masyarakat.
''Kami tidak akan menutup-nutupinya, kalau memang benar itu prajurit TNI, maka akan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku, tapi sebaiknya saat ini jangan dulu berprasangka bahwa pelakunya TNI, ini kan masih dugaan,'' kata dia. (umi)
Laporan: Banjir Ambarita| Papua