Inalum Menggantung, RI-Jepang Siap Berunding

ilustrasi investasi
Sumber :
  • Adri Prastowo

VIVAnews - Nasib PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) masih menggantung. Kunjungan kerja Menko Perekonomian Hatta Rajasa akhir pekan lalu ke Jepang ternyata belum menghasilkan keputusan.

Dalam pertemuan dengan pemerintah Jepang, menurut Hatta, pembicaraan yang terjadi baru sebatas kapan akan memulai perundingan.

"Nanti akhir Oktober kami baru akan memulai perundingan," kata Hatta di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 22 Oktober 2010. "Tapi perundingan itu pun nanti belum akan masuk ke substansi."

Saat ini, Hatta melanjutkan, pemerintah Indonesia masih menghitung total aset Inalum. Revaluasi aset terus dilakukan untuk memantapkan data pada saat perundingan.

Hatta menjelaskan, pemerintah sejauh ini belum memutuskan apakah akan mengambil alih seluruh saham Inalum atau tidak. "Apa pun keputusannya, ini untuk kepentingan nasional," katanya.

Inalum adalah perusahaan peleburan aluminium (smelter) yang memanfaatkan energi pembangkit tenaga listrik air (PLTA) Asahan. Komposisi pemegang saham perusahaan adalah pemerintah Indonesia sebesar 41,1 persen dan Nippon Asahan Aluminium (NAA), Jepang, sebanyak 58,9 persen.

Saham NAA dimiliki Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang mewakili pemerintah Jepang sebesar 50 persen dan 12 perusahaan swasta Jepang (50 persen).

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Proyek itu mulai beroperasi pada 6 Januari 1976 sesuai Master of Agreement yang ditandatangani 7 Juli 1975. Kerja sama ini akan berakhir pada 2013.

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024