- Adri Prastowo
VIVAnews - Panitia Khusus Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat tidak terlalu menyoroti rencana studi banding OJK ke luar negeri. Sebab penyusunan RUU OJK itu berniat baik dan tidak bermaksud menghambur-hamburkan uang.
Wakil Ketua Pansus OJK, Wayan Gunastra, mengatakan pansus akan melakukan studi banding selama 5-7 hari. Negara tujuan studi banding itu adalah Inggris, Jerman, Korea Selatan, dan Jepang.
"Kami harus studi banding, karena ini untuk membuat sistem keuangan di Indonesia makin baik," kata Wayan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Senin 25 Oktober 2010.
DPR beralasan bahwa kasus PT Bank Century Tbk yang tahun lalu sempat menghebohkan negeri ini tidak boleh terjadi lagi.
Alasan lain adalah OJK dianggap bukan barang baru. Sejak 1980, prinsip keberadaan OJK digodok pemerintah dan DPR. Pada 2000, OJK kembali dimatangkan dan akhirnya diundang-undangkan di Undang-Undang Bank Indonesia pada 2004.
"Ini karena kami harus terus menyikapi industri keuangan yang terus berkembang pesat," ujarnya. "Jadi jangan terlalu dipojokkan rencana studi banding ini, karena harus menyusun undang-undang yang baik dan tepat sasaran sesuai yang diinginkan."
Anggota Pansus OJK yang studi banding berjumlah 30 orang. Mereka akan dibagi dua kelompok. Sebanyak 15 anggota pergi ke Jepang dan Korea Selatan, sedangkan 15 anggota lainnya ke Inggris dan Jerman.
Apa yang dicari adalah kenapa masing-masing negara itu bisa gagal dan juga sukses. Tak hanya dari hasil studi banding, DPR juga telah meminta masukan dari para ahli dan pemangku kepentingan (stakeholder) lain.
Rencana studi banding OJK ini akan dibiayai oleh negara. Besarnya dana yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp1,7 miliar. (hs)
Museum MACAN Open House sampai 21 April, Bisa Jadi Ide Hangout!
Ingin menghabiskan waktu yang berbeda dari biasanya bersama keluarga, teman, atau bahkan pasangan? Kamu bisa jadikan Museum MACAN ide hangout karena sedang open house.
