- Jefrie Aries
VIVAnews - Direktorat Jenderal Pajak secara berkala aktif memutasi pegawai di lingkungan kantor pajak. Tidak hanya pada direktorat khusus, ketentuan itu berlaku untuk 31 ribu pegawai pajak.
Kepala Bagian Kepegawaian Direktorat Jenderal Pajak, Tri Hidayat Wahyudi, mengatakan mutasi perlu untuk mencegah pegawai pajak terlalu akrab dengan wajib pajak.
"Setelah kasus Gayus, Menteri Keuangan menyatakan keprihatinan khusus sehingga secara ritual ini menjadi kebijakan sendiri," kata Tri di Kantor Pajak, Jakarta, Jumat 29 Oktober 2010.
Menurut dia, setelah tiga tahun, petugas pajak di mana pun diperkirakan semakin mengenal wajib pajaknya. Karena pertimbangan itu, mutasi diperlukan.
Tri menjelaskan, mutasi diperlukan karena pejabat ingin ada penyegaran terhadap tugas dan wewenang yang telah diemban oleh seorang pegawai di daerah atau kota.
Setelah kasus Gayus, intensitas mutasi paling tinggi tahun ini adalah pada Direktorat Keberatan dan Banding. "Kami langsung melakukan penyegaran di Direktorat Keberatan dan Banding dalam tiga tahap terhadap seluruh pegawai. Terakhir mutasi adalah pada Desember," tuturnya.
Hingga 28 Oktober 2010, bagian kepegawaian pajak mencatat total pegawai mencapai 31.719 orang. Dari jumlah tersebut, 76 persen pegawai atau sebanyak 24.120 orang berjenis kelamin laki-laki. Pegawai laki-laki itu yang paling diperhitungkan dalam proses mutasi jabatan.
Komposisi pegawai berdasarkan pendidikan juga menunjukkan masih adanya karyawan yang hanya tamat SD-SMP. Jumlahnya ada 367 orang, sedangkan pendidikan terbanyak adalah S1/D4 dengan jumlah 10.582 orang.
Dari total semua pegawai saat ini hingga 2014, Ditjen Pajak memiliki 2.796 pegawai yang akan segera pensiun.
Top Trending: 4 Perempuan Pernah Jadi Istri Ari Sigit, Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar
Artikel sederet nama perempuan yang pernah menjadi istri cucu Soeharto, Ari Sigit menjadi yang terpopuler di kanal Trending VIVA.co.id sepanjang Rabu, 24 April 2024
