VIVAnews - Akibat banjir lahar dingin di Kali Putih yang menerjang mulai Senin kemarin sungguh dahsyat. Rumah-rumah tersapu, jembatan jebol, jalur Yogya-Magelang putus, arus sungai berbelok, dan bebatuan sebesar bus terbawa ke hilir.
Tarno, warga Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Magelang tak akan pernah melupakan saat ketika bah bercampur material vulkanik Merapi menerjang rumahnya.
Diceritakan Tarno, kala itu, banjir datang dalam tiga gelombang. Gelombang pertama, rumahnya yang terletak sekitar 50 meter dari bibir sungai belum tersentuh air.
"Saya keluar rumah untuk melihat arus banjir di sungai. Tetapi, tiba-tiba ada banjir datang lagi. Saya pun langsung lari menyelamatkan diri namun terhalang banjir yang muncul di sebelah timur sungai,” kata dia kepada VIVAnews.com, Selasa, 4 Januari 2011.
Tarno yang terdesak mencoba menyelamatkan diri. Ia lalu naik ke bak truk. Nahas, truk itu tak berdaya melawan derasnya air, dan ikut terseret arus.
Ia pun lalu melompat dan berpegangan ke pohon pisang. Tapi, karena pohon itu tak ajeg di tengah arus, Tarno melompat ke arah makam dan memanjat pohon petai setinggi tujuh meter.
"Saya memanjat pohon petai, sendirian di atas makam. Di bawah pohon, saya melihat aliran sangat deras, suaranya bergemuruh. Saya ketakutan dan hanya bisa pasrah."
Istri Tarno, Imah, menceritakan bajir tak hanya datang disertai gemuruh, tapi juga getaran kuat. Mirip gempa. "Rumah bergetar, saya dan anak-anak langsung lari ke sawah yang berjarak sekitar 500 meter,” katanya.
Sementara itu, Joko, warga Dusun Gempol lainnya memilih naik ke atap rumah untuk menyelamatkan diri. "Kami bertiga naik ke atap rumah, memanjat lemari. Waktu itu, saya hanya bisa pasrah karena banjir yang terjadi sangat deras dan besar," dia bercerita.
Syukurlah, setelah dihajar banjir lahar dingin semalam, rumah milik Tarno dan Joko masih tegak berdiri. Namun, rumah mereka tertutup tanah hingga ketinggian dua meter, menyisakan sedikit tonjolan atap rumah.
Banjir lahar dingin juga menerjang Kecamatan Cangkringan, Sleman DIY. Dua jembatan putus dan Kantor Polsek Cangkringan rusak parah hingga tidak bisa lagi digunakan. Banjir lahar dingin juga menghantam tujuh rumah warga dan sawah-sawah yang jadi sumber penghidupan warga.
Camat Cangkringan, Samsul Bakri mengatakan, ada lima dusun di Desa Argomulyo, Cangkringan, yang terkena imbasnya, yakni Dusun Teplok, Kliwang, Panggung, Salam dan Kregan. Sekitar 200 warga yang dievakuasi akibat banjir lahar dingin tadi malam, saat ini sudah kembali ke rumahnya masing-masing. (Laporan: Fajar Sodiq, Magelang; Erick Tanjung, DIY | kd)