Pemuda Mengamuk, Aljazair dan Tunisia Rusuh

Reaksi penduduk saat kerusuhan di Aljir, Aljazair
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Kerusuhan melanda Aljazair dan Tunisia sejak pekan lalu dan telah menimbulkan korban jiwa. Kericuhan di dua negara Afrika Utara ini dipicu oleh ketidakpuasan kaum muda atas tingginya harga bahan pokok dan tingkat pengangguran.

Menurut laman berita Magharebia, Minggu 9 Januari 2011 waktu setempat, kerusuhan itu menewaskan sedikitnya 14 orang di Tunisia dan tiga lainnya di Aljazair. Bagi rakyat Aljazair, ini merupakan demonstrasi terbesar dalam 20 tahun terakhir.

Demonstrasi di Aljazair berlangsung sejak Selasa, 4 Januari 2011, di pinggiran Ibukota Aljir. Demonstrasi berkembang menjadi kerusuhan pada Rabu di Oran. Rabu malam, kerusuhan meluas ke distrik Bab El Oued di pusat kota Aljier. Dalam sekejap, kerusuhan menyebar ke 24 kota di Aljazair.

“Saya dapat memastikan tiga pemuda tewas di M’sila, Tipasa dan Boumerdes,” ujar Menteri Dalam Negeri Aljazair, Daho Ould Kabila, Minggu 9 Januari 2011.

Kabila juga mengatakan bahwa lebih dari 1.000 orang ditahan, sementara itu 736 petugas keamanan dan 53 pengunjuk rasa terluka dalam bentrok sepanjang pekan lalu. Meningkatnya harga bahan makanan pokok dan banyaknya angka pemuda menganggur menjadi penyebab utama kerusuhan pekan lalu.

Pemerintah Aljazair Sabtu pekan lalu akhirnya menurunkan pajak dan bea sampai 41 persen untuk produk gula dan makanan pokok lainnya. Penurunan harga ini hanya berlaku hingga akhir Agustus mendatang. Namun, langkah pemerintah ini tidak cukup untuk meredam amarah para pemuda yang mengaku telah lama dihiraukan.

“Kami muak dihiraukan setiap saat. Kami muak diperlakukan seperti marmut. Kami katakan ini kepada pemerintah: Kalian tidak berbuat apa-apa kepada kami, kami tidak mengakui kalian lagi,” ujar salah satu pengunjuk rasa, Hamid, seorang penganggura dari Bab El Oued.

Sementara itu, kerusuhan serupa terjadi dalam waktu yang sama di Tunisia, menewaskan 14 orang. Menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri Tunisia, kematian terjadi pada bentrokan Sabtu, 8 Januari 2011, di kota Kasserine, Thala dan Regueb, dekat perbatasan dengan Aljazair.

Para korban tewas kebanyakan adalah para pengunjuk rasa yang membawa bom molotov, batu dan tongkat, serta menyerang properti publik.

Kelompok sipil dan oposisi mengatakan bahwa demonstrasi yang berujung bentrok di Tunisia penyebabnya sama seperti di Aljazair, yaitu tingginya angka pengangguran terpelajar, dan naiknya harga bahan makanan pokok.

Kemarahan para pemuda penganggur ini kemudian tersulut ketika Mohamed Bousazizi, 26, pemilik sebuah toko buah, membakar dirinya sendiri bulan lalu. Setelah mendapatkan perawatan, dia akhirnya tewas minggu lalu.

Bousazizi nekat bunuh diri setelah frustasi dagangan buahnya disita oleh polisi karena dinilai tidak memiliki izin. Sarjana muda ini terpaksa berjualan buah karena tidak mendapatkan pekerjaan dalam waktu yang lama.

Aljazair dan Tunisia adalah dua negara yang memiliki angka pengangguran terpelajar yang tinggi. Namun, pemerintah seperti tutup mata dengan pendapat dari para oposisi dan protes masyarakat. Hal ini tidak jarang menyulut bentrokan di kedua negara ini.

Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), angka pengangguran di kedua negara ini masing-masing mencapai hampir 30 persen dari total populasi. Kebanyakan adalah pemuda di bawah umur 25 tahun. Padahal, para pemuda di kedua negara ini berjumlah sangat besar, yaitu hampir 70 persen dari keseluruhan populasi. (sj)

Kolonel Bayu Telah Resmi Lantik Raja Aibon Jadi Kesatria Tanah Wali, Dandim Purwakarta
Cycling Series Il Festino 2024,

Cycling Series Il Festino 2024 Sukses Bangkitkan Ekosistem Berpeseda di Indonesia

Road bike Maybank Cycling Series Il Festino 2024 sukses digelar di Yogyakarta pada Minggu 5 Mei 2024. Pembalap Abdul Soleh menjadi yang terbaik di sektor putra.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024