Tawaran Australia, Corby Ditukar 12.000 Napi

Schapelle Leigh Corby ditemani sipir LP Kerobokan
Sumber :
  • VIVAnews/Wima Saraswati

VIVAnews ---Kejaksaan Agung Australia mengajukan penukaran narapidana kepada Kejaksaan Agung RI.

"Di Australia ada 12.000 narapidana asal Indonesia yang rata-rata divonis lima tahun," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Babul Khoir Harahap di Gedung Kejaksaan, Selasa 11 Januari 2011.

Pihak Australia meminta 'Ratu Mariyuana', Schapelle Leigh Corby, untuk ditukar dengan 12.000 narapidana asal Indonesia itu.

"Jaksa Agung setuju. Nanti akan dibicarakan lebih lanjut dengan Menteri Hukum dan HAM," kata Babul.

Hal tersebut, kata Babul disampaikan oleh perwakilan kejaksaan agung Australia, Roger Wilkis, ketika bertemu dengan Jaksa Agung Basrief Arief, di kantornya, sore tadi.

Roger didampingi duta besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty. Sementara Basrief didampingi Wakil Jaksa Agung Darmono dan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khsus, M Amari.

Namun Babul tidak merinci, kasus apa saja yang menjerat warga negara Indonesia di Australia.

Seperti yang diketahui, pada 2005, Corby divonis pidana 20 tahun karena  menyelundupkan 4,2 kilogram mariyuana ke Bali melalui tas selancarnya.

Sejak kali pertama di tahan, Corby mendapatkan remisi tiga kali. Total remisi yang dia dapatkan selama 17 bulan. Corby bersikukuh ia tak bersalah.

Kasus Corby jadi perhatian warga Australia -- terutama saat ia dikabarkan menderita depresi di dalam penjara. Bahkan, Perdana Menteri Australia, Julia Gillard menyatakan dukungannya agar Schapelle Corby mendapat grasi.

Sementara, Indonesia juga mengalami kesulitan untuk membawa pulang salah satu buronan pemerintah Indonesia di Australia, yakni terpidana kasus BLBI, Adrian Kiki Ariawan.

Hidup dengan Kepala Menempel Selama 62 Tahun, Kembar Siam Tertua di Dunia Tutup Usia

Keinginan untuk membawa pulang Kiki harus tertunda, sebab, ia mengajukan judicial review dan pengadilan Australia baru membahasnya pertengahan tahun ini. (sj)

Presiden Iran Ebrahim Raisi dan komandan militernya

Iran Punya Aturan Serangan Baru Untuk Negaranya

Presiden Iran memperingatkan bahwa 'langkah sekecil apa pun' yang dilancarkan ke negaranya, maka akan langsung menimbulkan respons yang "keras" dari militernya. 

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024