Dahlan Iskan: Pengusaha Jangan Manja!

Dahlan Iskan
Sumber :
  • KDW | VIVAnews

VIVAnews- Direktur Utama PLN (Persero) Dahlan Iskan menilai beberapa pengusaha besar yang menentang pencabutan batas atas tarif dasar listrik (capping) industri merupakan pengusaha manja dan tidak menggunakan akal sehat. Pengusaha hanya mau melihat industrinya saja yang hidup dan mengalahkan industri lain yang kesulitan listrik.

"Mereka minta terus dimanjakan dan dininabobokkan. Sementara industri lain sejenis yang jumlahnya lebih banyak selama ini sudah membayar listrik dengan tarif yang normal," kata Dahlan Iskan dalam pernyataan tertulis yang diterima VIVAnews, Sabtu 15 Desember 2011.

Dahlan heran dengan beberapa pengusaha yang beralasan pencabutan capping menurunkan daya saing. Dahlan bertanya mengapa industri sejenis yang telah membayar listrik dengan tarif normal tidak kalah bersaing bahkan mengalahkan industri para pengusaha yang manja.

"Kalau kemanjaan seperti ini tidak dilawan, bangsa ini tidak akan maju. Industri listrik tidak akan berkembang dan pada gilirannya keseluruhan perekonomian mengalami kesulitan," katanya.

Menurut Dahlan, para pengusaha selalu mengeluarkan alasan kuno seperti momentum yang tidak tepat. Ketika menjelang puasa, disebutkan momentumnya tidak tepat. Menjelang tahun ajaran baru momentumnya tidak tepat. Menjelang tahun baru momentumnya tidak tepat. Musim hujan, dikatakan momentumnya tidak tepat. Musim kemarau dikatakan momentumnya tidak tepat. Mungkin menjelang ulang tahun mereka pun akan mereka katakan momentumnya tidak tepat.

"Bahkan ada yang mengkaitkannya dengan harga cabe. Mengkaitkan harga cabe dengan listrik ini sama sekali tidak logis. Padahal modal utama pengusaha itu harus berpikir logis," ucap Dahlan.

Mereka juga menyuarakan seolah-olah keseluruhan industri terkena dampak pencabutan capping ini. Padahal yang terkena hanya sebagian kecil. Hanya industri yang selama ini mendapatkan kemanjaan yang enak berupa tarif listrik yang lebih murah dari industri sejenis lainnya. Saya akan lawan kemanjaan dan cara berpikir seperti ini.

Ketika pelayanan listrik masih buruk mereka mempersoalan pelayanan. Ketika pelayanan sudah membaik, mereka persoalkan yang lain lagi. Ketika PLN sudah memberikan listrik kepada para pengusaha berapa pun besarnya dengan cepat untuk di Jawa, mereka mengira PLN akan terus mempunyai kemampuan seperti itu. Padahal kalau soal-soal capping seperti itu tidak diselesaikan akan terus menimbulkan penyakit yang parah di masa depan.

Seperti diketahui, beberapa pengusaha mengeluhkan dicabutnya batas atas TDL industri. Salah satunya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang sampai mengeluh kepada Wakil Presiden Boediono mengenai kenaikan TDL. Ketika dikonfirmasi VIVAnews, Ketua Hipmi Erwin Aksa berdalih keluhan itu dikarenakan momentum yang tepat disaat harga pangan tengah naik dan inflasi yang tinggi. Kenaikan TDL itu akan menambah beban industri dan membuat harga pangan juga ikut naik, sehingga akan menambah inflasi.

Erwin juga menyesalkan PLN yang terkesan mencabut batas atas tarif listrik itu secara tiba-tiba. Padahal perencanaan perhitungan harga listrik telah dilakukan jauh-jauh hari sebelum perubahan TDL industri Januari 2011. "Wajar-wajar saja pengusaha mengeluh, pengusaha kan ingin meminimalisir biaya produksi," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta Sabtu, 15 Januari 2011.

Dia tidak setuju dikatakan bahwa pengusaha manja. Hal itu dikarenakan di dunia industri sendiri menghadapi berbagai persoalan seperti suplai listrik, infrastruktur yang kurang."Kita bersyukur pengusaha bertahan, tidak ada pengusaha yang manja, karena semuanya berkompetisi secara global," tegasnya. (sj)

3 Fakta Menarik Serial The Perfect Strangers, Maxime Bouttier dan Beby Tsabina Gemas Banget!
TImnas Indonesia U-23

Pemain Korea Selatan Puji Timnas Indonesia U-23

Timnas Indonesia U-23 dan Korea Selatan akan berhadapan di babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Jelang laga itu, pemain Korea Selatan memberikan pujian.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024