Visi Politikus Golkar Memimpin GP Ansor

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid.
Sumber :
  • Antara/ Rosa Panggabean

VIVAnews - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor terpilih untuk periode jabatan 2011-2016, Nusron Wahid, berjanji tidak akan memberi kebebasan  Gerakan Pemuda Ansor sebagai institusi untuk berpolitik.

KPU Undang Anies dan Ganjar Hadiri Penetapan Pemenang Pilpres 2024

Dan, dia bertekad, di bawah kepemimpinannya, organisasi massa yang berada di bawah Nahdlatul Ulama ini diarahkan menuju perubahan yang lebih baik.

"Tapi kami tidak akan melarang kader Ansor untuk berpolitik, karena itu sama halnya dengan membelenggu kebebasan dan menyumbat kreativitas dan prestasi kader," kata Nusron Wahid dalam keterangan pers di Hall D, Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, usai dipastikan dirinya sebagai pemenang pemilihan, Senin 17 Januari 2011.

Hanya saja, kata NW, saat ini dalam berpolitik kader Ansor belum disiplin. Menurutnya, kader-kader Ansor harus berpolitik dengan individual politik, bukan membawa organisasi. Termasuk dengan merubah paradigma politik yang berkembang.

Menurutnya, paradigma politik yang terbangun saat ini dibarengi dengan citra bahwa Ansor identik dengan politik. "Sehingga saat kongres selalu muncul wacana bahwa setiap kader dari partai politik yang ikut maju sebagai calon, terus dihembuskan Ansor akan dibawa kepada kepentingan partai politik tertentu," kata salah satu ketua departemen di Partai Golkar itu.

Ia juga menjelaskan, politik ke-Ansoran sama dengan politik dari PBNU saat ini. Kepada pemerintah, PBNU tidak bersikap oposisional. Dalam bersikap kepada pemerintah PBNU lebih bersikap proposional.

"Intinya politik PBNU lebih pada kemaslahatan umat," ujar pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah ini.

Nusron berhasil mengalahkan 7 nama lain yang ikut meramaikan bursa kandidat. Dari delapan orang itu, akhirnya muncul dua nama terkuat yakni, Nusron Wahid dan Marwan Jakfar yang aktif di Partai Kebangkitan Bangsa.

Kedua nama ini yang memperoleh dukungan tertinggi yakni di atas 99 suara. Nusron Wahid mendapat suara terbanyak yakni 257 suara, selanjutnya Marwan Jakfar (183 suara), Khatibul Umam Wiranu (40 suara), Saiful Tamlika (24 suara), Munawar Fuad (3 suara), Ireng R mendapat (1 suara), Choirul Sholeh Rasyid (1 suara), Andi Ali (1 suara), Malik Haromain (1 suara), kandidat Yoyo juga mendapat (1 suara). Total suara keseluruhan 512 suara, dan ada 4 utusan yang tidak hadir.

Nusron Wahid sudah dua periode duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Pria kelahiran Kudus, 12 Oktober 1973, ini menamatkan sekolah dasar sampai menengah atas di Kudus. Nusron menamatkan S1 di Ilmu Sejarah Universitas Indonesia dan saat ini sedang menempuh pendidikan doktoral di Institut Pertanian Bogor.

Sebagai politikus, Nusron adalah Ketua Hubungan Daerah Jawa Tengah Fraksi Partai Golkar DPR. Nusron duduk di Komisi VI yang membidangi  Perdagangan, perindustrian, Koperasi, UKM & Investasi. Sementara di DPP Golkar, Nusron adalah salah satu Ketua Departemen di bawah Bidang Kajian dan Kebijakan DPP Golkar yang diketuai Rizal Mallarangeng.

Tas Istri Dicuri Hingga Barang Berharga Raib, Pasha Ungu Beberkan Hal Ini

Laporan Tudji Martudji | Surabaya

VIVA Militer: Dua helikopter militer Malaysia bertabrakan dan jatuh

2 Helikopter Militer Malaysia Tabrakan dan Hancur, 10 Prajurit Tewas

Insiden terjadi saat Tentara Laut Diraja Malaysia mengadakan latihan.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024