Deutsche Bank: BI Rate Naik Jadi 7,5 Persen?

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVAnews - Deutsche Bank memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) hingga 100 basis poin atau menjadi 7,5 persen pada kuartal II-2011. Saat ini, BI Rate masih berada di level 6,5 persen atau sudah bertahan selama 18 bulan sejak Agustus 2009.

"Pergerakan suku bunga di Indonesia terlalu rendah. Padahal, tingkat perekonomian tumbuh begitu kuat," kata Direktur dan Ekonom Senior Deutsche Bank, Taimur Baig, di Jakarta, Selasa 18 Januari 2011.

Kebijakan penerapan suku bunga di Indonesia saat ini, menurut dia, mengikuti tradisi Eropa yang menurunkan suku bunga acuannya. "Tapi, kondisi ini berbeda dengan Indonesia," ujar Taimur.

Tidak hanya itu, tekanan inflasi akibat kenaikan harga pangan dan bahan bakar minyak (BBM) juga akan mendorong Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya.

"Proyeksi kami, inflasi Indonesia akan mencapai 7,8 persen pada April 2011. Karena itu, BI mulai melakukan penyesuaian suku bunga pada kuartal kedua," tuturnya.

Penyesuaian suku bunga tersebut, dia menambahkan, diperkirakan dilakukan secara bertahap. "Mungkin 25 basis poin mulai April hingga Juli 2011," ujar dia.

Taimur khawatir, jika BI tetap mempertahankan level suku bunga acuan yang rendah, masyarakat dan korporasi akan terus menggenjot investasi yang berakhir pada peningkatan inflasi. "Orang belanja terus, nantinya inflasi juga," katanya.

Selain itu, Indonesia saat ini dihadapkan oleh manajemen likuiditas dan arus modal masuk (capital inflow). "Kepemilikan asing di SBI (Sertifikat Bank Indonesia) saat ini tinggi, dan jika tidak dikelola dengan baik akan berakibat pada tekanan inflasi," ujar Taimur.

Dia juga mengingatkan, perusahaan dan pemerintah juga menghadapi utang jangka pendek yang lebih besar dibanding cadangan devisa negara. "Bonds (obligasi) jatuh tempo tahun ini sebesar US$10-12 juta, ini perlu diperhatikan," kata dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia menilai tingginya inflasi 2010 dari target atau mencapai 6,96 persen tidak perlu diredam dengan kebijakan moneter. Sebab, kenaikan inflasi itu karena faktor volatile inflation, sehingga tidak perlu kebijakan moneter atau menaikkan BI Rate.

"Kenaikan harga volatile itu tidak melihatnya sebagai fenomena
moneter," kata Gubernur BI Darmin Nasution  dalam keterangan pers di
Gedung BI, awal Januari 2011.

Menurut Darmin, BI hanya akan menanggapi kenaikan inflasi jika memang tercatat adanya kenaikan pada inflasi inti (core inflation). Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan core inflation sepanjang 2010 hanya sebesar 4,28 persen. "Core inflation itu masih dalam range yang kami perkirakan. Bahkan di bawah perkiraan kami," katanya.

Akun TikTok Disita, Polisi Pastikan Galih Loss Belum Dapat Untung dari Kontennya
Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep usai acara pembekalan para anggota legislatif terpilih di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat, 26 April 2024

PSI Buka Pendaftaran Bagi yang Ingin Maju Pilkada, Siapa Saja Bisa Ikut

Partai Solidaritas Indonesia (PSI), membuka pendaftaran untuk Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada serentak 2024. Pendaftaran dibuka 26 April 2024, sampai 1 Agustus 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024