- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews- Bank Indonesia sebaiknya memberi sinyal kepada pasar bahwa BI sedang membantu pemerintah meredam ekspektasi inflasi. Caranya, BI menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate), yang saat ini masih bertahan di level 6,5 persen.
Fauzi Ichsan, Senior Economist and Goverment Relations Head, mengatakan kenaikan itu hendaknya tidak terlalu tajam. Paling tinggi, satu persen. Ekspektasi inflasi melonjak disebabkan inflasi pangan yang terus naik.
Menurutnya pengusaha, pedagang, perbankan, dan spekulan akan menaikkan ekspektasi inflasi. Buntutnya, kalangan pedagang cenderung akan melakukan penimbunan barang. Perusahaan akan menaikkan harga barang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi inflasi inti.
"Kenaikan suku bunga ini untuk memberi sinyal kepada pasar bahwa BI aware dan berani menaikkan suku bunga," ujarnya kepada VIVAnews.com di Jakarta, Selasa, 25 Januari 2011.
Dia memperkirakan BI baru akan menaikkan BI Rate pada Maret mendatang. Kenaikan 25 basis poin saja, dia perkirakan akan bisa menenangkan pasar. Fauzi menambahkan semua negara-negara tetangga sudah menaikkan suku bunga untuk menghadapi masalah yang sama, yakni inflasi pangan. (kd)
Berburu Cuan Lewat Gajian
Akhir bulan menjadi momentum anak muda untuk beralih ke HP (smartphone/ponsel pintar) baru, karena merupakan waktunya gajian. Hal ini tentu tidak disia-siakan.
